Walau kami orang Pinggiran Tapi Pengetahuan Kami Mendunia

Rabu, 07 Oktober 2009

CINTA ku


Cinta tidak pernah meminta, ia senantiasa memberi. Cinta membawa penderitaan tetapi tidak pernah mendendam dan tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta, di situ ada kehidupan.

Cinta sejati adalah, ketika orang yang kita cintai, mencintai orang lain dan kita masih mampu tersenyum serta berkata ....'aku turut bahagia untukmu'.

Cinta tidak mengajarkan kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta tidak mengajarkan kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat tetapi membangkitkan semangat.

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Hanya tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, ia akan tumbuh sebagai pendusta, penipu dan lain lainnya hal yang tercela. Tetapi jika ia jatuh ke tanah yang subur, di sana ia akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia, dan budi pekerti yang tinggi serta perangai lainnya yg terpuji.

Tuhan menciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 di simpan di sisi-Nya, dan hanya satu bahagian yang diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bagian itulah, mahluk yang di ciptakannya saling berkasih sayang.

Jangan mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, karena sungai mengalir selamanya. Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan atas dasar siapa dia sebelumnya. Kisah silam tak perlu diungkit lagi kiranya kamu mencintainya setulus hati.

Cinta dan kasih sayang adalah jawaban yg dapat menyembuhkan segala penyakit, dan jalan yang menuju ke pada rasa cinta dan kasih sayang hanyalah melalui kema'afan.

Cinta umpama bunga di taman yang sedang mekar, hiasilah, jagalah tamanmu untuk kelihatan cantik dan ceria dan seandainya kamu tidak merawatnya, layulah bunga di taman dan rusaklah cinta itu.

Satu-satunya cara agar kita memperoleh kasih sayang, ialah jangan pernah menuntut untuk dicintai, tetapi mulailah dengan memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balesan.

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak, bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak merindu dan cemburu.

Cinta sebenarnya tidak buta, cinta adalah sesuatu yang murni, luhur dan diperlukan. Yang membuatnya buta ialah, bila cinta itu menguasai dirimu tanpa pertimbangan.

Cinta bukanlah dari kata-kata tetapi dari segumpal keinginan diberi pada hati yang memerlukan. Tangisan juga bukanlah pengobat cinta, karena ia tidak mengerti perjalanan hati naluri. Kejarlah cita-citamu sebelum cinta, apabila tercapai cita-citamu dengan sendirinya cinta pun akan hadir.

Cinta pertama adalah kenangan, cinta kedua pelajaran dan cinta seterusnya adalah keperluan karena hidup tanpa cinta bagaikan masakan tanpa garam. Maka dari itu hargailah cinta yg di anugrahkan itu sebaik-baiknya agar ia terus mekar dan mewangi sepanjang musim.

Kecewa bercinta bukan berarti dunia sudah berakhir, masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kita tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kita sampai kita melupakan kegagalan dan kekecewaan kita.

Cinta yang agung antara hamba dan Tuhannya, cinta suci antara bunda dan anaknya, ada cinta yang tiada bandingnya antara persaudaraan. Cinta dikatakan hampir tidak memilih usia, ia juga tidak mengira warna bangsa. Tidak ada miskin-kaya dalam catatan kamus cinta, cinta sesuatu yang luar biasa dalam cakrawala hidup setiap jiwa.

Setiap orang punya rasa cinta, tapi tak setiap orang dapat merasainya. Setiap orang pernah bercinta tapi tak setiap orang mampu mengecap bahagianya cinta.

Ketika sebuah cinta mengungkapkan suatu kejujuran, dia tidak akan berbohong. Tidak akan ada sebuah konspirasi untuk mendahulukan sebuah nafsu untuk memiliki, tidak akan ada sebuah harapan untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan tetapi hanya akan mendambakan untuk bisa mendapatkan kesempatan untuk memberikan sesuatu yang lebih berharga.

Manusia tidak jatuh kedalam cinta dan tidak juga keluar cinta, tetapi manusia tumbuh dan besar di dalam cinta.

Cinta karunia Ilahi mengapa mesti di benci? yang harus di benci dan di hindari ialah kepalsuan, bukan cinta!!


Reff ….
Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah sejenak. Lihatlah istri Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda. Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirahat barang sekejap, Kalau saja tak ada air wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari, barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lag.

Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat Anda sudah bisa merasakan betapa segar udara pagi. Tubuh letih istri Anda barangkali belum benar-benar menemukan kesegarannya. Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baru berrganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri Anda pula yang harus mencucinya.

Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan tenang dia? Masihkah Anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng. Sementara di saat yang sama Anda menuntut dia untuk nenjadi istri yang penuh perhatian, santun dalam bicara, lulus dalam memilih kata serta tulus dalam menjalani tugasnya sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya.

Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu saja saya tidak tengah mengajak Anda membiarkan istri kita membentak anak-anak dengan mata membelalak. Tidak. Saya hanya ingin mengajak Anda melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara kita tak pernah menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia tidak sabar. begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan untuk tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita menjerit karena cubitannva yanq bikin sakit.

Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja secara kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi istri shalihah tetaplah manusia yang membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh diakui, meski tak pernah meminta kepada Anda. Sementara gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, butuh telinga yang mau mendengar.

Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya berupa kesediaan untuk mendengar, atau ia tak pernah Anda akui keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan siapa-siapa kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak. Jangankan istri kita yang suaminya tidak terlalu istimewa, istn Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh ledakan, meski yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi Saw tak mau mendengar melainkan semata karena dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi Saw. hanya diam menghadapi 'Aisyah yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang dipecahkan.

Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita. Ketika kita menginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam mengasuh, maka bukan hanya nasehat yang perlu kita berikan. Ada yang lain. Ada kehangatan yang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi beku, dalam menghadapi anak-anak setiap hari, Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih-sayang. Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar ia masih tetap memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita. Sepenat apa pun ia.

Ada lagi yang lain: pengakuan. Meski ia tidak pernah menuntut, tetapi mestikah kita menunggu sampai mukanya berkerut-kerut. Karenanya, marilah kita kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika perjalanan waktu telah melewati tengah malam, pandanglah istri Anda yang terbaring letih itu. lalu pikirkankah sejenak, tak adakah yang bisa kita lakukan sekedar Untuk mengucap terima kasih atau menyatakan sayang? Bisa dengan kata yang berbunga-bunga, bisa tanpa kata. Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya.

Tubuh yang letih itu, alangkah bersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir minuman hangat yang diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta. Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka, "Ada secangkir minuman hangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?"

Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Mungkin sekedar membantunya menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin juga dengan tindakan-tindakan lain, asal tak salah niat kita. Kalau kita terlibat dengan pekerjaan di dapur, memandikan anak, atau menyuapi si mungil sebelum mengantarkannya ke TK, itu bukan karena gender-friendly; tetapi semata karena mencari ridha Allah. Sebab selain niat ikhlas karena Allah, tak ada artinya apa yang kila lakukan. Kita tidak akan mendapati amal-amal kita saat berjumpa dengan Allah di yaumil-kiyamah.

Alaakullihal, apa yang ingin Anda lakukan, terserah Anda. Yang jelas, ada pengakuan untuknya, baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan yang menunjukkan bahwa dialah yang terkasih. Semoga dengan kerelaan kita untuk menyatakan terima-kasih, tak ada airmata duka yang menetes dari kedua kelopaknya. Semoga dengan kesediaan kita untuk membuka telinga baginya, tak ada lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karena merasa tak didengar. Dan semoga pula dengan perhatian yang kita berikan kepadanya, kelak istri kita akan berkata tentang kita sebagaimana Bunda 'Aisyah radhiyallahu anha berucap tentang suaminya, Rasulullah Saw., "Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku."

Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak untuk meneruskan istirahnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa mengusik tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut untuknya. Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang dan cinta yang tak lekang oleh perubahan, Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, sebab tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia.

Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu. Marilah kita ingat kembali ketika Rasulullah Saw. berpesan tentang istri kita. "Wahai manusia, sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah," kata Rasulullah Saw. melanjutkan, "kalian mengambil wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan kitab Allah. Takutlah kepada Allah dalam mengurus istri kalian. Aku wasiatkan atas kalian untuk selalu berbuat baik."

Kita telah mengambil istri kita sebagai amanah dari Allah. Kelak kita harus melaporkan kepada Allah Taala bagaimana kita menunaikan amanah dari-Nya kah kita mengabaikannya sehingga gurat-guratan dengan cepat menggerogoti wajahnya, jauh awal dari usia yang sebenarnya? Ataukah, kita sempat tercatat selalu berbuat baik untuk istri. Saya tidak tahu. Sebagaimana saya juga tidak tahu apakah sebagai suami Saya sudah cukup baik jangan-jangan tidak ada sedikit pun kebaikan di mata istri.

Saya hanya berharap istri saya benar-banar memaafkan kekurangan saya sebagai suami. Indahya, semoga ada kerelaan untuk menerima apa adanya. Hanya inilah ungkapan sederhana yang kutuliskan untuknya. Semoga Anda bisa menerima ungkapan yang lebih agung untuk istri Anda.

Kamis, 02 April 2009

Kata-Kata Bijak





Artikel-artikel karya Harun Yahya kini tengah diterbitkan di berbagai media cetak di Turki dan di banyak negara di dunia. Pada bagian ini Anda bisa mendapatkan sejumlah artikel karya penulis dalam bahasa Indonesia.



Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang tidak beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Nabi Muhammad SAW


Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.

Nabi Muhammad SAW


Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia.

Nabi Muhammad SAW


Allah tidak melihat bentuk rupa dan harta benda kalian, tapi Dia melihat hati dan amal kalian.

Nabi Muhammad SAW


Kecintaan kepada Allah melingkupi hati, kecintaan ini membimbing hati dan bahkan merambah ke segala hal.

Imam Al Ghazali


Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.

Khalifah 'Umar


Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan.

Ibnu Mas'ud


Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.

Khalifah 'Ali


Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah.

Ibnu Mas'ud


Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu.

Khalifah 'Ali


Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku.

Khalifah 'Umar


Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk.

Imam An Nawawi


Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.

Khalifah 'Umar


Dia yang menciptakan mata nyamuk adalah Dzat yang menciptakan matahari.

Bediuzzaman Said Nursi


Penderitaan jiwa mengarahkan keburukan. Putus asa adalah sumber kesesatan; dan kegelapan hati, pangkal penderitaan jiwa.

Bediuzzaman Said Nursi


Kebersamaan dalam suatu masyarakat menghasilkan ketenangan dalam segala kegiatan masyarakat itu, sedangkan saling bermusuhan menyebabkan seluruh kegiatan itu mandeg.

Bediuzzaman Said Nursi


Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan.

Bediuzzaman Said Nursi


Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik. Dan seseoran yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup.

Bediuzzaman Said Nursi


Pengetahuan tidaklah cukup; kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup; kita harus melakukannya.

Johann Wolfgang von Goethe


Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.

Johann Wolfgang von Goethe


Kearifan ditemukan hanya dalam kebenaran.

Johann Wolfgang von Goethe


Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang.

Einstein


Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Hal itu hanya dapat diraih dengan pengertian.

Einstein


Agama sejati adalah hidup yang sesungguhnya; hidup dengan seluruh jiwa seseorang, dengan seluruh kebaikan dan kebajikan seseorang.

Einstein


Dua hal yang membangkitkan ketakjuban saya - langit bertaburkan bintang di atas dan alam semesta yang penuh hikmah di dalamnya.

Einstein


Apa yang saya saksikan di Alam adalah sebuah tatanan agung yang tidak dapat kita pahami dengan sangat tidak menyeluruh, dan hal itu sudah semestinya menjadikan seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan "rendah hati."

Einstein


Sungguh sedikit mereka yang melihat dengan mata mereka sendiri dan merasakan dengan hati mereka sendiri.

Einstein


Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.

Einstein


Tidak semua yang dapat menghitung dapat dihitung, dan tidak semua yang dapat dihitung dapat menghitung.

Einstein

Bahtsul Masail tentang Hukum Merokok

Sejak awal abad XI Hijriyah atau sekitar empat ratus tahun yang lalu, rokok dikenal dan membudaya di berbagai belahan dunia Islam. Sejak itulah sampai sekarang hukum rokok gencar dibahas oleh para ulama di berbagai negeri, baik secara kolektif maupun pribadi. Perbedaan pendapat di antara mereka mengenai hukum rokok tidak dapat dihindari dan berakhir kontroversi. Itulah keragaman pendapat yang merupakan fatwa-fatwa yang selama ini telah banyak terbukukan. Sebagian di antara mereka menfatwakan mubah alias boleh, sebagian berfatwa makruh, sedangkan sebagian lainnya lebih cenderung menfatwakan haram.

Kali ini dan di negeri ini yang masih dilanda krisis ekonomi, pembicaraan hukum rokok mencuat dan menghangat kembali. Pendapat yang bermunculan selama ini tidak jauh berbeda dengan apa yang telah terjadi, yakni tetap menjadi kontroversi.

Kontroversi Hukum Merokok

Seandainya muncul fatwa, bahwa korupsi itu hukumnya haram berat karena termasuk tindak sariqah (pencurian), maka semua orang akan sependapat termasuk koruptor itu sendiri. Akan tetapi persoalannya akan lain ketika merokok itu dihukumi haram. Akan muncul pro dari pihak tertentu dan muncul pula kontra serta penolakan dari pihak-pihak yang tidak sepaham. Dalam tinjauan fiqh terdapat beberapa kemungkinan pendapat dengan berbagai argumen yang bertolak belakang.

Pada dasarnya terdapat nash bersifat umum yang menjadi patokan hukum, yakni larangan melakukan segala sesuatu yang dapat membawa kerusakan, kemudaratan atau kemafsadatan sebagaimana termaktub di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai berikut:

Al-Qur'an :

وَلاَ تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ. البقرة: 195

Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Al-Baqarah: 195)

As-Sunnah :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ. رواه ابن ماجه, الرقم: 2331

Dari Ibnu 'Abbas ra, ia berkata ; Rasulullah SAW. bersabda: Tidak boleh berbuat kemudaratan (pada diri sendiri), dan tidak boleh berbuat kemudaratan (pada diri orang lain). (HR. Ibnu Majah, No.2331)

Bertolak dari dua nash di atas, ulama' sepakat mengenai segala sesuatu yang membawa mudarat adalah haram. Akan tetapi yang menjadi persoalan adalah apakah merokok itu membawa mudarat ataukah tidak, dan terdapat pula manfaat ataukah tidak. Dalam hal ini tercetus persepsi yang berbeda dalam meneliti dan mencermati substansi rokok dari aspek kemaslahatan dan kemafsadatan. Perbedaan persepsi ini merupakan babak baru munculnya beberapa pendapat mengenai hukum merokok dengan berbagai argumennya.

Seandainya semua sepakat, bahwa merokok tidak membawa mudarat atau membawa mudarat tetapi relatif kecil, maka semua akan sepakat dengan hukum mubah atau makruh. Demikian pula seandainya semuanya sepakat, bahwa merokok membawa mudarat besar, maka akan sepakat pula dengan hukum haram.

Beberapa pendapat itu serta argumennya dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam hukum.

Pertama ; hukum merokok adalah mubah atau boleh karena rokok dipandang tidak membawa mudarat. Secara tegas dapat dinyatakan, bahwa hakikat rokok bukanlah benda yang memabukkan.

Kedua ; hukum merokok adalah makruh karena rokok membawa mudarat relatif kecil yang tidak signifikan untuk dijadikan dasar hukum haram.

Ketiga; hukum merokok adalah haram karena rokok secara mutlak dipandang membawa banyak mudarat. Berdasarkan informasi mengenai hasil penelitian medis, bahwa rokok dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dalam, seperti kanker, paru-paru, jantung dan lainnya setelah sekian lama membiasakannya.

Tiga pendapat di atas dapat berlaku secara general, dalam arti mubah, makruh dan haram itu bagi siapa pun orangnya. Namun bisa jadi tiga macam hukum tersebut berlaku secara personal, dengan pengertian setiap person akan terkena hukum yang berbeda sesuai dengan apa yang diakibatkannya, baik terkait kondisi personnya atau kwantitas yang dikonsumsinya. Tiga tingkatan hukum merokok tersebut, baik bersifat general maupun personal terangkum dalam paparan panjang 'Abdur Rahman ibn Muhammad ibn Husain ibn 'Umar Ba'alawiy di dalam Bughyatul Mustarsyidin (hal.260) yang sepotong teksnya sebagai berikut:

لم يرد في التنباك حديث عنه ولا أثر عن أحد من السلف، ....... والذي يظهر أنه إن عرض له ما يحرمه بالنسبة لمن يضره في عقله أو بدنه فحرام، كما يحرم العسل على المحرور والطين لمن يضره، وقد يعرض له ما يبيحه بل يصيره مسنوناً، كما إذا استعمل للتداوي بقول ثقة أو تجربة نفسه بأنه دواء للعلة التي شرب لها، كالتداوي بالنجاسة غير صرف الخمر، وحيث خلا عن تلك العوارض فهو مكروه، إذ الخلاف القوي في الحرمة يفيد الكراهة

Tidak ada hadits mengenai tembakau dan tidak ada atsar (ucapan dan tindakan) dari seorang pun di antara para shahabat Nabi SAW. … Jelasnya, jika terdapat unsur-unsur yang membawa mudarat bagi seseorang pada akal atau badannya, maka hukumnya adalah haram sebagaimana madu itu haram bagi orang yang sedang sakit demam, dan lumpur itu haram bila membawa mudarat bagi seseorang. Namun kadangkala terdapat unsur-unsur yang mubah tetapi berubah menjadi sunnah sebagaimana bila sesuatu yang mubah itu dimaksudkan untuk pengobatan berdasarkan keterangan terpercaya atau pengalaman dirinya bahwa sesuatu itu dapat menjadi obat untuk penyakit yang diderita sebagaimana berobat dengan benda najis selain khamr. Sekiranya terbebas dari unsur-unsur haram dan mubah, maka hukumnya makruh karena bila terdapat unsur-unsur yang bertolak belakang dengan unsur-unsur haram itu dapat difahami makruh hukumnya.

Senada dengan sepotong paparan di atas, apa yang telah diuraikan oleh Mahmud Syaltut di dalam Al-Fatawa (hal.383-384) dengan sepenggal teks sebagai berikut:

إن التبغ ..... فحكم بعضهم بحله نظرا إلى أنه ليس مسكرا ولا من شأنه أن يسكر ونظرا إلى أنه ليس ضارا لكل من يتناوله, والأصل في مثله أن يكون حلالا ولكن تطرأ فيه الحرمة بالنسبة فقط لمن يضره ويتأثر به. .... وحكم بعض أخر بحرمته أوكراهته نظرا إلى ما عرف عنه من أنه يحدث ضعفا فى صحة شاربه يفقده شهوة الطعام ويعرض أجهزته الحيوية أو أكثرها للخلل والإضطراب.

Tentang tembakau … sebagian ulama menghukumi halal karena memandang bahwasanya tembakau tidaklah memabukkan, dan hakikatnya bukanlah benda yang memabukkan, disamping itu juga tidak membawa mudarat bagi setiap orang yang mengkonsumsi. ...Pada dasarnya semisal tembakau adalah halal, tetapi bisa jadi haram bagi orang yang memungkinkan terkena mudarat dan dampak negatifnya. Sedangkan sebagian ulama' lainnya menghukumi haram atau makruh karena memandang tembakau dapat mengurangi kesehatan, nafsu makan, dan menyebabkan organ-organ penting terjadi infeksi serta kurang stabil.

Demikian pula apa yang telah dijelaskan oleh Prof Dr Wahbah Az-Zuhailiy di dalam Al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuh (Cet. III, Jilid 6, hal. 166-167) dengan sepotong teks, sebagai berikut:

القهوة والدخان: سئل صاحب العباب الشافعي عن القهوة، فأجاب: للوسائل حكم المقاصد فإن قصدت للإعانة على قربة كانت قربة أو مباح فمباحة أو مكروه فمكروهة أو حرام فمحرمة وأيده بعض الحنابلة على هذا التفضيل. وقال الشيخ مرعي بن يوسف الحنبلي صاحب غاية المنتهى: ويتجه حل شرب الدخان والقهوة والأولى لكل ذي مروءة تركهما

Masalah kopi dan rokok; penyusun kitab Al-'Ubab dari madzhab Asy-Syafi'i ditanya mengenai kopi, lalu ia menjawab: (Kopi itu sarana) hukum, setiap sarana itu sesuai dengan tujuannnya. Jika sarana itu dimaksudkan untuk ibadah maka menjadi ibadah, untuk yang mubah maka menjadi mubah, untuk yang makruh maka menjadi makruh, atau haram maka menjadi haram. Hal ini dikuatkan oleh sebagian ulama' dari madzhab Hanbaliy terkait penetapan tingkatan hukum ini. Syaikh Mar'i ibn Yusuf dari madzhab Hanbaliy, penyusun kitab Ghayah al-Muntaha mengatakan : Jawaban tersebut mengarah pada rokok dan kopi itu hukumnya mubah, tetapi bagi orang yang santun lebih utama meninggalkan keduanya.

Ulasan 'Illah (reason of law)

Sangat menarik bila tiga tingkatan hukum merokok sebagaimana di atas ditelusuri lebih cermat. Kiranya ada benang ruwet dan rumit yang dapat diurai dalam perbedaan pendapat yang terasa semakin sengit mengenai hukum merokok. Benang ruwet dan rumit itu adalah beberapa pandangan kontradiktif dalam menetapkan 'illah atau alasan hukum yang di antaranya akan diulas dalam beberapa bagian.

Pertama; sebagian besar ulama' terdahulu berpandangan, bahwa merokok itu mubah atau makruh. Mereka pada masa itu lebih bertendensi pada bukti, bahwa merokok tidak membawa mudarat, atau membawa mudarat tetapi relatif kecil. Barangkali dalam gambaran kita sekarang, bahwa kemudaratan merokok dapat pula dinyaakan tidak lebih besar dari kemudaratan durian yang jelas berkadar kolesterol tinggi. Betapa tidak, sepuluh tahun lebih seseorang merokok dalam setiap hari merokok belum tentu menderita penyakit akibat merokok. Sedangkan selama tiga bulan saja seseorang dalam setiap hari makan durian, kemungkinan besar dia akan terjangkit penyakit berat.

Kedua; berbeda dengan pandangan sebagian besar ulama' terdahulu, pandangan sebagian ulama sekarang yang cenderung mengharamkan merokok karena lebih bertendensi pada informasi (bukan bukti) mengenai hasil penelitian medis yang sangat detail dalam menemukan sekecil apa pun kemudaratan yang kemudian terkesan menjadi lebih besar. Apabila karakter penelitian medis semacam ini kurang dicermati, kemudaratan merokok akan cenderung dipahami jauh lebih besar dari apa yang sebenarnya. Selanjutnya, kemudaratan yang sebenarnya kecil dan terkesan jauh lebih besar itu (hanya dalam bayangan) dijadikan dasar untuk menetapkan hukum haram. Padahal, kemudaratan yang relatif kecil itu seharusnya dijadikan dasar untuk menetapkan hukum makruh.

Hal seperti ini kemungkinan dapat terjadi khususnya dalam membahas dan menetapkan hukum merokok. Tidakkah banyak pula makanan dan minuman yang dinyatakan halal, ternyata secara medis dipandang tidak steril untuk dikonsumsi. Mungkinkah setiap makanan dan minuman yang dinyatakan tidak steril itu kemudian dihukumi haram, ataukah harus dicermati seberapa besar kemudaratannya, kemudian ditentukan mubah, makruh ataukah haram hukumnya.

Ketiga; hukum merokok itu bisa jadi bersifat relatif dan seimbang dengan apa yang diakibatkannya mengingat hukum itu berporos pada 'illah yang mendasarinya. Dengan demikian, pada satu sisi dapat dipahami bahwa merokok itu haram bagi orang tertentu yang dimungkinkan dapat terkena mudaratnya. Akan tetapi merokok itu mubah atau makruh bagi orang tertentu yang tidak terkena mudaratnya atau terkena mudaratnya tetapi kadarnya kecil.

Keempat; kalaulah merokok itu membawa mudarat relatif kecil dengan hukum makruh, kemudian di balik kemudaratan itu terdapat kemaslahatan yang lebih besar, maka hukum makruh itu dapat berubah menjadi mubah. Adapun bentuk kemaslahatan itu seperti membangkitkan semangat berpikir dan bekerja sebagaimana biasa dirasakan oleh para perokok. Hal ini selama tidak berlebihan yang dapat membawa mudarat cukup besar. Apa pun yang dikonsumsi secara berlebihan dan jika membawa mudarat cukup besar, maka haram hukumnya. Berbeda dengan benda yang secara jelas memabukkan, hukumnya tetap haram meskipun terdapat manfaat apa pun bentuknya karena kemudaratannya tentu lebih besar dari manfaatnya.


KH Arwani Faishal
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masa’il PBNU

NU Tetap Berpendirian Merokok Makruh

Jakarta, NU Online
Meski majlis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa haram merokok haram bagi ibu hamil, anak-anak, pengurus MUI dan haram juga bagi semua orang merokok di tempat umum, namun Nahdlatul Ulama (NU) tetap berpendirian bahwa merokok hukumnya tetap makruh.

Demikian disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di sela-sela rapat Pimpinan nasional (Rapimnas) Ikatan Pencak Silat (IPS) NU Pagar Nusa, Senin (25/1).

"Di NU, dari dulu makruh, tidak sampai haram. Karena tingkat bahayanya relatif. Kan yang bahayanya signifikan itu seperti minuman keras," kata hasyim di Padepokan Pencak Silat taman MIni Indonesia Indah (TMII).

Lebih lanjut Hasyim menambahkan, merokok mempunyai relativitas. Ada yang kuat, dan ada yang tidak. Kalau yang kuat, menulisnya produktif, dan ada yang tidak kuat, seperti kena TBC.

"Jika membahayakan bagi seseorang secara signifikan, memang merokok bisa saja menjadi haram. Namun hal itu jangan sampai terjadi," ujar Hasyim.

Hasyim mengakui, pada waktu pertemuan ada dengan MUI untuk membahas fatwa rokok, dirinya tidak datang. Namun hasil pertemuan MUI sudah dibaca melalui media massa.

"Kalau mau detail, mestinya MUI juga menentukan usia minimal seorang remaja belum boleh merokok. Dan Kalau pun MUI benar-benar mengeluarkan fatwa rokok haram bagi semua orang, ya silakan saja. Tapi bagi NU sendiri, merokok itu tetap makruh," pungkasnya. (min)

Pelajar NU Dukung Fatwa Haram Rokok

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) mendukung fatwa haram rokok bagi anak-anak, pelajar dan remaja yang diputuskan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Rokok jelas-jelas membawa kerusakan, terutama bagi remaja, dan sama sekali tidak ada manfaat dan kebaikan yang didapatkan dari perbuatan merokok," kata Ketua Umum Pengurus Pusat IPNU Idy Muzayyad di Jakarta, Selasa.

Bagi anak-anak dan remaja yang belum berpenghasilan, katanya, kebiasaan merokok akan membawa dampak pemborosan dan menambah beban orang tua.

Idy berharap fatwa tersebut tidak akan menjadi "macan kertas" . Oleh karena itu, umat Islam di segala bidang, khususnya di lingkungan dunia pendidikan, harus mendukung dan mengikutinya.

"Kepala sekolah dan para guru perlu segera menyambut baik fatwa ini dengan memberikan larangan dan anjuran tegas kepada pelajar untuk tidak merokok, baik di sekolah maupun di luar sekolah," katanya.

Selain itu, lanjutnya, diperlukan kesadaran masyarakat, khususnya kalangan remaja dan pelajar, untuk mematuhi fatwa tersebut demi kebaikan mereka sendiri sebagai generasi muda bangsa yang harus sehat dan berintegritas kuat.

Idy berharap 347 pengurus cabang IPNU di seluruh Indonesia turut membantu menyosialisasikan fatwa itu agar berjalan di masyarakat. (mad)

Pelajar NU Dukung Fatwa Haram Rokok

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) mendukung fatwa haram rokok bagi anak-anak, pelajar dan remaja yang diputuskan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Rokok jelas-jelas membawa kerusakan, terutama bagi remaja, dan sama sekali tidak ada manfaat dan kebaikan yang didapatkan dari perbuatan merokok," kata Ketua Umum Pengurus Pusat IPNU Idy Muzayyad di Jakarta, Selasa.

Bagi anak-anak dan remaja yang belum berpenghasilan, katanya, kebiasaan merokok akan membawa dampak pemborosan dan menambah beban orang tua.

Idy berharap fatwa tersebut tidak akan menjadi "macan kertas" . Oleh karena itu, umat Islam di segala bidang, khususnya di lingkungan dunia pendidikan, harus mendukung dan mengikutinya.

"Kepala sekolah dan para guru perlu segera menyambut baik fatwa ini dengan memberikan larangan dan anjuran tegas kepada pelajar untuk tidak merokok, baik di sekolah maupun di luar sekolah," katanya.

Selain itu, lanjutnya, diperlukan kesadaran masyarakat, khususnya kalangan remaja dan pelajar, untuk mematuhi fatwa tersebut demi kebaikan mereka sendiri sebagai generasi muda bangsa yang harus sehat dan berintegritas kuat.

Idy berharap 347 pengurus cabang IPNU di seluruh Indonesia turut membantu menyosialisasikan fatwa itu agar berjalan di masyarakat. (mad)

Jumat, 23 Januari 2009

Samsudin Jupri

Samsudin Jupri dilahirkan di Blitar tanggal ... April 1987 tepatnya di dusun Sukosari RT 01 RW 01 Desa Gadungan Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar, merupakan anak keenam dari enam bersaudara dari pasangan H. Imam Suhadi dan Hj. Mistingah. Pendidikan kanak-kanak dan Madrasah Ibtidaiyah ditempuh di desanya, ketika Madrasah Ibtidaiyah ia tiap hari harus berjalan kaki satu kilometer menuju kesekolahnya melewati hamparan sawah hijau dan sungai yang bening airnya. Ia paling suka berpetualang menjelajahi alam pegunungan didaerahnya untuk melihat keindahan kebesaran sang Robbul Izzati. Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) diselesaikan pada Tahun 1999, kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Gandusari di Sukoreno dan diselesaikan pada tahun 2002. Ketika itulah ia mulai aktif dalam OSIS dan ia juga mengikuti ekstra kurikuler Drum Band yang menjuarai lomba beberapa festival salah satunya juara umum di Universitas Muhammadiyah Malang, ditahun yang sama ia melanjutkan ke SMKN 1 Blitar, ia aktif dalam OSIS namun ia lebih bersemangat dalam organisasi IPNU di Gandusari sampai masuk ke struktur kepengurusan mulai dari ketua Sub ranting sampai Kabupaten, ia juga aktif dalam pencak silat Pagar Nusa di kabupaten Blitar. Pendidikan di SMKN 1 Blitar diselesaikan pada Tahun 2005, ditahun yang sama ia mengikuti tes Seleksi Sendiri dan diterima di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.
Sejak awal di Kampus UM, ia aktif di organisasi mahasiswa. Ia lebih memilih organisasi bernafaskan islami. Mulai dari organisasi ekstra kampus di PMII (Pergerakan mahasiswa Islam Indonesia) Rayon Teknik, selain itu ia juga aktif di lembaga kerohaniaan fakultas (LDF) Forum Ukhuwah dan Studi Islam (FUSI) Fakultas Teknik universitas negeri malang. Ketika disini lah banyak sekali pengalaman yang didapat mulai menjabat ketua Humas periode 2005-2006 dan ketua Syiar periode 2006-2007. dan pada saat itulah ia menjadi ketua pelaksana Seminar Nasional yang dihadiri bapak wakil ketua MPR AM Fatwa. Disaat yang sama ia juga terpilih menjadi Gus IPNU periode 2007 Kecamatan Gandusari sebagai Duta Pengkaderan, Amanah inilah yang menjadi titik awal ia mulai melebarkan langkah pengabdianya pada masyarakat, mulai mengusahakan paket C untuk adik-adik yang putus sekolah menengah pertama didaerahnya, sampai kerjasama dalam jual pulsa, usaha ternak ayam dan kelinci walau masih dalam skala kecil dengan sistem bagi hasil. Ia juga merilis usaha menanam buah belimbing bangkok merah dan kopi coklat dikebunnya sampai sekarang.
Kedepan ia ingin menjadi seorang investor dan pengusaha. Untuk jangka pendek ia berkeinginan dan berniat memiliki sebuah studio radio dan tempat penyablonan sehingga ia bisa membantu perekonomian para pemuda didaerahnya. Untuk jangka panjang, investor dan pengusahalah menjadi cita2nya.
Detik demi detik ia jalani dengan tebaran senyuman dan rasa syukur Alhamdulillah dengan selalu mengharap ridhoNYA. Karena sungguh kehidupan ini sangat fana, tiada yang kekal abadi, hanya dengan ikhtiyar dan doalah kita menjalani kehidupan ini sepatutnya.
”Ya Allah yang maha pengasih dan maha penyayang, Sungguh hambamu ini benar-benar lemah maka kuatkanlah. Sungguh hambamu ini benar-benar hina maka mulyakanlah, sungguh hambamu ini benar-benar fakir maka kayakanlah, hanya kepadaMu lah kami menyembah dan kepadaMu lah kami memohon dan mengadu”

Kadang kita melupakan kondisi hati…

Adalah hamba yang baik, ketika sadar akan perannya. Adalah wanita yang baik ketika dia sadar akan perannya. Untuk beribadah kepadaNya, berdakwah dan menyiapkan generasi mendatang yang sholeh. Sungguh sangat beruntung yang akhirnya dia akan melakukan langkah-langkah menuju ke situ, karena ternyata sadar saja tidak cukup.
Pernah kita dengar atau bahkan diri kita sendiri bertanya-tanya, “ kenapa aku merasa iman ini sangat lemah, malas dan sering meremehkan dalam beberapa ibadah. Apa tho sebenarnya penyebabnya?” atau kita denger ungkapan keheranan orang yang berada di sekitar kita, “ dia khan akhwat, dia khan murabbi, tapi kok tingkah laku dan perilakunya yang nampak berbeda secara signifikan, berbeda secara hakiki dengan keyakinan dan keistiqomahan mereka dalam beragama?
Ketika kita mulai berkomitmen dengan agama Allah baik dalam perilaku dan kata-kata, ternyata kadang kita lupa memperhatikan hati dan tidak mau mengobati penyakit dan bencana yang bersarang di dalamnya. Inilah yang mungkin menyebabkan orang keheranan karena tindakan yang tak sesuai dengan kata-kata yang disebabkan kejelekan yang nampak darinya. Lalainya para dai untuk memperbaiki jiwa. Sehingga sekali waktu, tampak pada mereka beberapa sikap yang berbeda dengan dakwah yang ia sampaikan kepada manusia. Inilah sebab manusia tidak menerima mereka.
Korelasinya tinggi memang antara dorongan hati, tingkah laku dengan hakikat keislaman. Salah satu tidak berjalan maka tidak akan bisa mengekspresikan hakikat keislaman. Harus ada keselarasan. Kalau bukan karena mendesaknya keselaran tersebut, tentu jihad dan pengorbanan tak akan berarti dalam Islam.
Taubatannasuha, sungguh-sungguh bertaubat kepadaNya. Karena kita sendiri sadar bahwa butuh perjuangan untuk melepaskan dan menghindari maksiat. Maka sesungguhnya meminta ampunan, koreksi akan berperan. Tidak ada dosa kecil ketika dilakukan terus menerus dan tidak ada dosa besar jika diiringi dengan istighfar. Kalau kita merasa diawasi terus oleh Allah dan kita selalu muhasabah, mengintrospeksi diri maka ini tidak akan terjadi. Juga pernyataan perang kita melawan nafsu, mengharamkan hal-hal yang bisa menjerumuskan dalam perkara haram dan membuat lalai kepadaNya.
Beruntunglah orang-orang yang senantiasa mensucikan jiwa dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. Ketika kita beribadah sebaik mungkin, ketika kita menjaga seluruh anggota badan, ketika zuhud dengan agama, ketika ingat akan kematian dan memikirkan akhirat, semangat belajar agama, banyak membaca Al-Qur’an, dzikir, amalan-amalan sunah dan tak ada waktu yang sia-sia. Subhanallah kalau kita melakukan itu.
Kita tidak ingin khan dikatakan perilaku tak sesuai dengan kata-kata?… Sebab hati akan terus terbentuk dengan terus berjalannya managemen hati itu sendiri. Perasaan akan pengawasan Allah hingga mampu mendorong untuk meluruskan perbuatannya dan memperbaiki niatnya.
So, sambil berdakwah kita menambah ilmu juga. Sungguh amat baik jika pengamalan setingkat dengan pemahaman. Ketika kita paham tentang apa yang kita dakwahkan maka akan nampak pada agama, akhlak dan perilaku. Semoga…

Kamis, 22 Januari 2009

Tatkala Hati Membeku

Pernah tidak kita merenung? Sudah berapa kali kita pernah menangis karena takut pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, merasa ngeri ketika ingat neraka-Nya atau terkenang dengan bertumpuk-tumpuknya dosa yang pernah kita lakukan? Sudah berapa kali shalat yang kita kerjakan begitu kita nikmati karena kita bisa merenungi makna-makna ayat-ayat Al-Qur’an yang kita baca?

Itu tentu sangat sulit!……. Mungkin seperti itu jawaban sebagian dari kita. Pernah tidak kita berfikir apa yang menjadi sebab hal itu? Penyebabnya tidak lain adalah bekunya hati kita yang menyebabkan kita sulit untuk menangis serta tidak bisa khusuk dalam shalat.

Berikut ini adalah beberapa penyebab kebekuan hati yang kita alami. Sehingga kalau kita sudah mengetahui penyebabnya, kita bisa menterapi hati kita yang sudah terlanjur membeku.

Bergaul yang tidak berfaedah
Teman punya pengaruh yang signifikan pada diri kita. Dia akan memberikan warna dalam kepribadian kita. Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam memberi perumpamaan. Teman yang tidak baik itu seperti Pandai Besi, andai tidak terbakar pun, minimal kita, yang mau tidak mau pasti mendapatkan udara yang panas. Karena itu kita harus mampu mengendalikan diri dengan baik agar tidak terjebak dalam pergaulan yang tidak bermanfaat.

Berbicara yang tidak perlu
Sering sekali kita membicarakan hal-hal yang kadang-kadang tidak ada manfaatnya, baik untuk dunia maupun akhirat kita. Hati-hati dengan lisan kita, salah omong urusannya berabe. Apakah kita lupa bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan lidah hanya satu dan telinga ada dua, dengan tujuan yaitu supaya kita lebih banyak diam untuk mendengar daripada bicara.

Namun kita sangat sering melupakan hal ini apalagi kalau sedang asyik berbicara, kita lupa untuk mendengar. Jadi perlu pengendalian kata agar tidak percuma dan sia-sia. Karena itu kebisaan gosip mesti dikurangi dan dihilangkan!

Memandang yang tidak perlu
Tidak mengatur pandangan yang kita lakukan akan menimbulkan tiga dampak negatif yaitu terkena panah Iblis yang beracun. Oleh karena itu Nabi menyatakan, yang artinya: “Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik” (HR: Ahmad). Setan masuk seiring pandangan untuk menyalakan api syahwat. Membuat hati lupa dan menyibukkannya sehingga terjerumus ke dalam mengikuti hawa nafsu dan kelalaian.

Berlebih-lebihan dalam makan
Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan: “Selama 16 tahun aku hanya pernah kenyang sekali saja, yang akhirnya kumuntahkan. Karena kenyang itu membuat badan terasa berat, hati menjadi keras, kepandaian menjadi hilang, menyebabkan ngantuk dan membuat orang loyo dalam beribadah”. (diwan Imam Syafi’I hal. 14). Sehingga makan itu sekedarnya saja, kalau bisa jangan sampai kekenyangan. Tidak sehat dan membuat malas.

Tidur yang berlebihan
Coba kita renungkan sabda Nabi shalallahu’alaihi wa salam tentang orang yang tidur satu malam penuh, bangun-bangun sudah pagi tanpa shalat malam: “Itulah orang yang telinganya atau kedua telinganya dikencingi syetan.” (HR: Bukhari dan Muslim).

Menghina ulama
“Daging para ulama itu beracun”, demikian pesan para ulama kita. Terlebih lagi bila kita menghina dan menggunjingkan mereka karena karena ilmu syar’i yang mereka miliki. Jadi sebaiknya kita berhati-hati dalam hal ini.

Tidak membaca Al Qur’an dengan merenungi maknanya
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS: Muhammad: 24).

Orang yang tidak merenungi ayat–ayat Al Qur’an tidak hanya satu atau dua gembok yang mengunci hatinya? Bahkan dalam hati tersebut terdapat banyak gembok. Banyak kan!! Kira-kira ada berapa gembok di hati kita?

Tidak merenungi kematian, alam kubur, surga, dan neraka
Nabi memerintahkan kita untuk berziarah kubur, agar kita teringat akan akhirat. Nabi juga memerintahkan untuk banyak mengingat kematian yang merupakan penghancur kesenangan hidup (HR: Abu Daud). Mengapa? Karena mengingat mati adalah mesin penggerak untuk beramal shalih yang ada dalam diri orang beriman.

Tidak mengkaji kehidupan umat terdahulu yang sholeh (Sahabat dan 2 generasi setelahnya)
Mereka merupakan manusia terbaik yang dekat dengan masa kenabian. Seluruh keutamaan terkumpul dalam diri mereka. Lihatlah kekhusyua’an mereka dalam shalat, shalat malam mereka, shalat berjamaah mereka, bhakti mereka kepada orang tua, zuhud mereka, antusias mereka dalam mencari ilmu, dan sebagainya. “Siapakah kita dibandingkan mereka?” Itulah kesimpulannya. Karena kurang mengetahui kehidupan mereka, maka hati kita jadi keras, sombong, ujub, sudah merasa beramal dan berjasa besar terhadap Islam.
Semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala cairkan hati-hati kita yang mulai membeku karena Dialah yang mengendalikan hati-hati hamba-Nya.


Sumber Rujukan: Tazkiyatun Nufus, dll, from Cyber Muslim, diambil dari www.MediaMuslim.Info

Selasa, 13 Januari 2009

SAMSUDIN JUPRI



NAMA: SAMSUDIN JUPRI
ALAMAT: DSN SUKOSARI 01/01 GADUNGAN GANDUSARI BLITAR
TTL: BLITAR,..........

SELALU JADI YANG TERBAIK, KARNA HIDUP INI HANYA SEKALI JANGAN KAU SIA-SIAKAN. TERSENYUMLAH DALAM KEADAAN APA PUN.



SUNGGUH MEMPERJUANGKAN ISLAM SANGAT BERAT, NAMUN TERASA RINGAN JIKA DILAKUKAN SEMATA-MATA KARENA ALLAH SWT

Pengikut