Saudaraku,
Sadarkah kita, bahwa sudah sekian banyak pandangan mata kita umbar tiada batas untuk memandang segala hal yang ada dihadapan?
Sudah berapa banyak hal-hal terlarang yang pernah kita pandang hanya untuk kepuasan nafsu yang sangat sesaat namun sebenarnya sedang mengiring kita pada kerusakan dan kehancuran?
Sudah berapa banyak hal-hal terlarang yang pernah kita pandang hanya untuk kepuasan nafsu yang sangat sesaat namun sebenarnya sedang mengiring kita pada kerusakan dan kehancuran?
Saudaraku,
Seorang Imam al ghazali di dalam kitabnya Ihya’ ulumuddin menyebutkan, bahwa mata adalah panglima hati. Hampir semua perasaan dan perilaku awalnya dipicu oleh pandangan mata. Bila mata dibiarkan memandang yang dibenci dan dilarang, maka pemiliknya berada di tepi jurang bahaya. Meskipun ia tidak sungguh-sungguh jatuh ke dalam jurang”.
Saudaraku,
Saudaraku,
Sungguh tidak ringan hal-hal yang menyangkut masalah pandangan. Jika kita keliru menggunakannya dan senantiasa mengumbarnya untuk hal-hal yang dilarang, berarti kita mengancam diri dalam bahaya yang besar karena mata adalah pintu paling luas yang bisa memberikan banyak pengaruh pada hati.
Seorang ulama terdahulu pernah berkata, bahwa sesungguhnya hati adalah raja, sedang seluruh anggota tubuh merupakan pasukannya. Jika rajanya baik, maka baik pula pasukannya. Sedangkan jika rajanya buruk, maka buruk pula pasukannya. Selain itu menurut beliau, bahwa sekiranya hati dianugerahi pandangan, tentu ia (hati) tahu bahwa rusaknya pengikut-pengikutnya (anggota tubuh) adalah dikarenakan telah rusaknya hati, sedangkan kebaikan-kebaikan dari anggota tubuh adalah karena kebaikan hati.Menurut beliau, bahwa sumber bencana yang menimpa hati adalah karena hati tidak memiliki cinta pada Allah SWT, tidak suka berdzikir kepada-Nya, tidak menyukai firman, asma serta sifat-sifat-Nya.
Saudaraku,
Tidak mudah memang untuk senantiasa menjaga pandangan mata, menghindarkannya dari hal-hal yang dilarang dan akan mengotori hati. Namun, tahukah kita, bahwa kemanisan beribadah serta rasa kedekatan dengan Sang Kholiq akan senantiasa melingkupi jika kita sungguh-sungguh berusaha melakukannya? Sebagaimana disebutkan oleh seorang ulama terdahulu, bahwa memelihara pandangan akan menjamin kebahagiaan seorang hamba di dunia dan akhirat, memberikan nuansa kedekatan seorang hamba kepada Allah, menguatkan hati, serta membuat seseorang merasa lebih bahagia.
Lebih lanjut beliau menyebutkan, bahwa memelihara pandangan sesungguhnya akan menghalangi pintu masuknya bisikan-bisikan syaitan ke dalam hati. Dan sesungguhnya, jika kita mengosongkan hati untuk memikirkan hal-hal yang bermanfaat, maka Allah SWT akan meliputinya dengan cahaya.
Saudaraku,
kita tidak pernah tahu apa yang dikandung oleh pandangan mata dan apa yang terlintas di hati seseorang, kecuali oleh Allah SWT yang Maha Mengetahui. Apa yang menjadi rahasia diri kita, apa yang menjadi kecenderungan kita, hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui. Semua rahasia diri kita sesungguhnya begitu jelas dilihat oleh Allah SWT tanpa tersekat oleh apapun. Kita mungkin mampu berpura-pura dihadapan manusia, menunjukkan sifat dan sikap mulia, namun mampukah kita berpura-pura dihadapan-Nya?
Rasulullah SAW pernah bersabda dalam salah satu haditsnya, bahwa “Hendaklah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, yakinilah bahwa Dia melihatmu”.
Saudaraku,
Perjalanan hidup hanya sebentar. Kita sekarang tengah melangkah di sisa-sisa tarikan nafas dari jatah hidup yang diberikan-Nya.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita, menganugerahkan kita hati yang hidup, hati yang merindukan belai kasih-Nya, yang senantiasa berdzikir dalam setiap degupan jantung, yang memompakan darah keimanan ke sekujur tubuh, sehingga hidup semata-mata untuk menggapai keridhoan-Nya.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita, menganugerahkan kita hati yang hidup, hati yang merindukan belai kasih-Nya, yang senantiasa berdzikir dalam setiap degupan jantung, yang memompakan darah keimanan ke sekujur tubuh, sehingga hidup semata-mata untuk menggapai keridhoan-Nya.
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar