NAMA SEKOLAH :
MATA PELAJARAN : Kompetensi Kejuruan
KELAS/SEMESTER :
STANDAR KOMPETENSI : Melaksanakan Prosedur Pematrian
KODE KOMPETENSI :
KOMPETENSI DASAR : Pelaksanaan Prosedur Pematrian
INDIKATOR : 1. Fungsi fluks dan peranan bahan
Pelindung.
2. Pelaksanaan pada pekerjaan pematrian.
3. Syarat-syarat umum pematrian.
4. Prosedur penyambungan pematrian (solder).
ALOKASI WAKTU : 2 x 45 Menit.
1. Tujuan Pembelajaran
§ Siswa dapat mendefinisikan fungsi fluks dan peranan bahan pelindung (dalam proses mematri/ solder) dengan benar.
§ Siswa dapat mendeskripsikan pelaksanaan pada pekerjaan pematrian dengan benar.
§ Siswa dapat mendeskripsikan syarat-syarat umum pematrian dengan benar.
§ Siswa dapat mendeskripsikan prosedur penyambungan pematrian (solder) dengan benar.
2. Materi Pembelajaran
2.1 Fungsi fluks dan peranan bahan pelindung
Pekerjaan mematri berada dalam keadaan panas, oleh karena itu oksidasi dari udara pada bidang kerja akan terjadi sangat cepat. Hal ini akan menghalangi pematrian, untuk menghindari kejadian ini diperlukan bahan pelindung (fluks) yang bertugas untuk melindungi logam terhadap oksidasi dari udara dan membantu mempercepat pengaliran patri. Macam-macam bahan pelindung pemakaian tergantung pada bahan yang dipatri antara lain untuk patri lunak adalah : air keras, resin, dan sal amoniak.
2.2 Pelaksanaan pada pekerjaan pematrian
1. Untuk patri lunak
◙ Pipa penyalur gas dari tembaga untuk rumah tinggal.
◙ Pipa penyalur dan pembuang air dari timbel dan tembaga.
◙ Barang-barang keperluan sehari-hari dari kaleng.
◙ Kaleng pengemas bahan yang diawetkan.
◙ Sambungan dalam teknik listrik/ elektronika.
2. Untuk patri keras
◙ Menyambung pipa baja dan pipa tembaga dan pemasangan kopling pada pipa tersebut misalnya pada saluran bahan bakar motor.
◙ Pembuatan rangka sepeda dan sepeda motor, perabot kemah.
◙ Pemasangan mata pahat pemotong logam keras pada tangkai yang sebagian bahan patri digunakan tembaga elektrolis.
2.3 Syarat-syarat umum pada pematrian (solder) antara lain :
− Panaskan tembaga didalam pembakar gas sampai solder meleleh dan angkatlah jika nyala berubah warna menjadi hijau atau biru.
− Jepitlah pada sekrup dan kikirlah permukaan-permukaan ujungnya sampai bersih dan halus, bulatkan ujungnya tersebut sebaik mungkin.
− Panaskan kembali dan masukkan permukaan dari tang kedalam fluks dan tambahkan sedikit bahan solder sampai seluruh bidang terlapis oleh timah.
− Bersihkan permukaan yang disolder dengan menggunakan kain ampelas dan berilah fluks dengan rata.
− Lakukan proses penyambungan pematrian (solder) dan lapisi benda kerja dengan lapisan timah secara merata.
− Setelah selesai, bersihkan sisa-sisa fluks dengan lap basah.
Ikatan erat yang terjadi ditimbulkan oleh adanya sambungan :
o Adhesi (gaya tarik menarik antara solder dengan rongga/ pori-pori permukaan bahan dasar).
o Pembentukan ikatan antara solder dan logam dasar.
Syarat umum dalam prosedur pematrian (solder) antara lain :
− Bidang solder harus bersifat logam murni (mengkilap). Pada bidang solderan yang mengkilap, solder akan merambat dengan baik. Apabila bagian solderan kotor, misalnya ada cat, karat, gemuk, kotoran keringat tangan dan lapisan oksid, maka akan berakibat penggelembungan solder yang cair dan menghalangi ikatan.
− Harus menggunakan bahan pelumer (fluks). Bahan pelumer disalurkan sebelum selama proses penyolderan. Gunanya untuk melarutkan lapisan oksid yang selalu ada pada permukaan bahan dasar dan bahan solder secara kimiawi, dan mengubahnya menjadi terak cair untuk mencegah pembentukan oksid baru selama penyolderan.
− Besar celah harus tetap. Besar celah penyambungan sangat menentukan kekuatan ikatan solder. Celah penyolderan hendaknya dibuat sempit agar didapat efek isap yang baik oleh celah dan pori-pori bahan dasar. Semakin encer solder, harus semakin sempit pula celah. Solder dari tembaga dan perak encer menuntut celah yang lebih sempit dibanding yang dibutuhkan oleh kuningan dan solder lunak yang kental.
2.4 Prosedur penyambungan pematrian (solder)
1. Mempunyai kampuh (celah) yang sesuai (cocok)
a. Hasil penyolderan/ brazing akan mengikat kekuatannya bila celah sambungan kecil dan rata. Cairan logam pengisi harus mengisi celah dengan kekuatan kapilernya.
b. Jarak celah untuk bahan yang digunakan maksimum 0,5 mm. Sedangkan untuk bahan tambah yang berbentuk cincin cocok dengan jarak 0,05 sampai 0,2 mm.
2. Mempunyai permukaan sambungan yang bersih
a. Permukaan yang disambung harus bersih dan bebas dari lapisan oksid.
b. Kotoran, oli, gemuk dan lainnya harus dicuci atau dibersihkan dengan pelarut atau pembersih lainnya.
c. Bersihkan permukaan dari oksid dengan ampelas, sikat baja, benang baja dan sebagainya.
d. Pembersihan harus dilakukan sebelum proses penyambungan.
3. Pengguanaan fluks yang tepat
a. Fluks harus dapat mengatasi oksid pada awal dan selama proses penyolderan.
b. Fluks dapat ditambah air murni hingga bebentuk pasta dan dapat dicatkan (dilaburkan) pada permukaan yang akan disambung.
c. Penyolderan dilakukan saat fluks masih lembab.
d. Permukaan fluks juga dapat dilakukan dengan cara mencelupkan bahan tambah yang masih panas pada fluks.
4. Menentukan alat pemegang dan penyangga
a. Usahakan benda kerja selalu disangga selama proses penyolderan atau menggunakan pemegang (penempat).
b. Benda kerja tidak boleh bergeser dari posisinya selam bahan tambah belum membeku.
5. Prosedur pemanasan
a. Pemanasan dapat dilakukan dengan pipa hembus atau alat pembakar lainnya.
b. Untuk patri keras stainless stel gunakan nyala api yang netral dan untuk logam gunakan nyala api karburasi.
c. Hindari panas yang berlebihan untuk menghindari bintik-bintik hitam.
6. Pemakaian logam tambah (bahan pengisi)
a. Pemaduan bahan pengisi yang baik, suhu pemanasan harus benar.
b. Jatuhkan lelehan bahan pengisi keatas sambungan yang telah diberi fluks.
7. Pembersihan setelah penyolderan
a. Mencelupkan benda kerja yang panas kedalam air atau menyikatnya dengan sikat basah.
b. Pada pematrian benda yang luas, pembersihan sering dilakukan dengan menggosok.
3. Skenario Pembelajaran
Skenario Pembelajaran | Guru | Siswa | Metode | Waktu (menit) |
Kegiatan Awal | Salam pembukaan, Do’a, Presensi, Memberi motivasi kepada siswa pentingnya belajar keterampilan las (pematrian). | Menjawab salam, berdoa, tunjuk jari, mendengarkan penjelasan dari guru. | Ceramah | - |
Kegiatan Inti | 1. Refleksi materi sebelumnya dan identifikasi pemahaman siswa materi pematrian (guru bertanya). 2. Menjelaskan fungsi fluks dan peranan bahan pelindung. (2.1). 3. Menjelaskan pelaksanaan pada pekerjaan pematrian. (2.2). 4. Menjelaskan syarat-syarat umum pada pematrian. (2.3). 5. Menjelaskan prosedur penyambungan pematrian. (2.4). | 1. Menjawab pertanyaan guru. 2. Mendengarkan penjelasan, mencatat dan bertanya. 3. Mendengarkan penjelasan, mencatat dan bertanya. 4. Mendengarkan penjelasan, mencatat dan bertanya. 5. Mendengarkan penjelasan, mencatat dan bertanya. | Tanya Jawab. Ceramah, dan Tanya Jawab Ceramah, dan Tanya Jawab Ceramah, dan Tanya Jawab Ceramah, dan Tanya Jawab | 10 Menit 10 Menit 10 Menit 25 Menit 25 Menit |
Kegiatan Akhir | Kesimpulan materi, Memberikan tes (terlampir), Salam penutup. | Membuat kesimpulan, Mengerjakan soal, Menjawab salam. | Tes tertulis | 10 Menit |
Total Waktu | 90 Menit |
4. Sumber Belajar
o Daryanto. 1986. Teknik Mengelas dan Kerja Pelat. Bandung: Tarsito.
o Kenyon. 1984. Dasar-dasar Pengelasan. Jakarta: Erlangga.
1. Metode, Alat dan Bahan Belajar
Metode Alat Bahan Belajar
o Ceramah. - White Board. - Media Komputer
o Tanya Jawab. - Kapur atau spidol. - LCD.
o Tes Tertulis. - Penghapus.
2. Penilaian Hasil Belajar
o
|
o Pada penilaian/ rubrik penilaian untuk soal dalam materi ini dinilai sebagai berikut:
Bentuk Penilaian : Tes Tulis
Instrumen Penilaian | Skor |
Soal 1. Jelaskan fungsi fluks pada kegiatan pematrian ? 2. Jelaskan ikatan apa saja yang ditimbulkan pada penyambungan pematrian ? 3. Sebutkan point-point terpenting pada prosedur penyambungan pematrian ? 4. Mengapa dalam prosedur pematrian (penyolderan) untuk mempermudah pematrian harus menggunakan logam murni yang mengkilap ? Kunci Jawaban 1. Untuk melindungi logam terhadap oksidasi dari udara dan membantu mempercepat pengaliran patri. 2. - Adhesi (gaya tarik menarik antara solder dengan rongga/ pori-pori permukaan bahan dasar). - Pembentukan ikatan antara solder dan logam dasar. 3. a. Mempunyai kampuh (celah) yang sesuai (cocok). b. Mempunyai permukaan sambungan yang bersih. c. Penggunaan fluks yang tepat. d. Menggunakan alat pemegang dan penyangga. e. Pemanasan yang sesuai. f. Pemakaian logam tambah (bahan pengisi) g. Pembersih setelah penyolderan (pematri) 4. Karena pada logam murni/ bidang solderan yang mengkilap akan merambat dengan baik. | 25 25 25 25 |
7. Kriteria kelulusan
Bentuk Penilaian | Instrumen Penilaian |
Kognitif Afektif | Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan 0-69 = Belum memenuhi kriteria kelulusan 70-79 = Memenuhi kriteia kelulusan dengan bimbingan 80-89 = Memenuhi kriteia kelulusan tanpa bimbingan 90-100 = Diatas minimal dan tanpa bimbingan Remidi khusus nilai tes tulis kurang dari 70. Nilai diatas 70 dapat melanjutkan kemateri selanjutnya. Sikap siswa : A. Siswa tekun memperhatikan dalam KBM B. Siswa tekun bertanya KBM C. Siswa tidak memperhatikan dan pasif dalam bertanya serta tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar. |
8. Kesimpulan
Pada prosedur pematrian (menyolder) hal yang paling pokok dan harus dipahami saat melaksanakan kegiatan pematrian adalah kampuh (celah) sesuai (cocok), permukaan sambungan harus bersih, penggunaan fluks yang tepat, penggunakan alat pemegang dan penyangga sangat penting, prosedur pemanasan harus sesuai, dibutuhkan pemakaian logam tambah (bahan pengisi) untuk menutup celah yang terlalu lebar, melakukan proses pembersihan setelah penyolderan (pematrian) untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar