Walau kami orang Pinggiran Tapi Pengetahuan Kami Mendunia
Tampilkan postingan dengan label rpp. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rpp. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 Agustus 2011

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) CADD 2 UNTUK SMK

SMK                          : SMK NEGERI ABC


Mata Pelajaran            : CADD

Kelas / Semester         : XI/ I

Pertemuan ke              : 3,4,5

Program Keahlian       : Teknik Pemesinan

                                    Teknik Mekanik Industri

STANDAR KOMPETENSI :

Menggambar 2D dengan system CAD

KOMPETENSI DASAR :

1. Membuat gambar 2D

INDIKATOR :

Kognitif

1. Sistem piranti lunak digunakan untuk menggambar dengan kemampuan penuh.

2. Entiti gambar dihubungkan dengan sistem bank data sesuai dengan persyaratan kerja

3. Pandangan detail dibuat menggunakan berbagai skala untuk memenuhi persyaratan kerja

KARAKTER :

Psikomotorik

1. Membuatpandangan detail berbagai skala untuk persyaratan kerja dengan benar.

Afektif

1. Disiplin, percaya diri.

ALOKASI WAKTU : 4 x 45 menit ( 2 x pertemuan )



A. TUJUAN PEMBELAJARAN :

1. Siswa mampu mengidentifikasian sistem piranti lunak dalam menggambar

2. Siswa mampu memahami Pembuatan gambar 2D dari bentuk-bentuk standar

3. Siswa mampu memahami Perubahan model menggunakan berbagai skala

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) CADD1

SMK                       : SMK NEGERI ABC


Mata Pelajaran         : CADD

Kelas / Semester      : XI/ I

Pertemuan ke           : 1,2

Program Keahlian    : Teknik Pemesinan

                                 Teknik Mekanik Industri



STANDAR KOMPETENSI :

Menggambar 2D dengan system CAD

KOMPETENSI DASAR :

1. Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD

INDIKATOR :

1. Sistem variabel digunakan sesuai dengan prosedur operasi standart.

2. Pilihan perintah digunakan sesuai dengan prosedur operasi standart

3. Gambar baku disesuaikan dengan prosedur operasi standart

4. Makro dikembangkan ke operasi standart



ALOKASI WAKTU : 4 x 45 menit ( 1 x pertemuan )


A. TUJUAN PEMBELAJARAN :

1. Siswa mampu mengidentifikasian sistem pemodelan 2D

2. Siswa mampu memahami sistem koordinat

3. Siswa mampu mengidentifikasian berbagai tampilan icon dan artinya

4. Siswa mampu mengidentifikasian tata cara menggambar dengan Auto CAD 2D

5. Siswa mampu meng engoperasikan komputer sesuai SOP

6. Aplikasi CAD yang ditentukan

7. Penggunan icon

8. Penggunaan perintah lanjut untuk melihat pandangan dengan lebih interaktif dari berbagai sudut pandang



B. MATERI PEMBELAJARAN

1. Pengidentifikasian sistem pemodelan 2D

2. Sistem koordinat

3. Pengidentifikasian berbagai tampilan icon dan artinya

4. Pengidentifikasian tata cara menggambar dengan Auto CAD 2D

5. Pengoperasian komputer sesuai SOP

6. Aplikasi CAD yang ditentukan

7. Penggunan icon

8. Penggunaan perintah lanjut untuk melihat pandangan dengan lebih interaktif dari berbagai sudut pandang



C. METODE PEMBELAJARAN

1. Ceramah dengan menjelaskan setiap konsep maupun kegiatan praktek sesuai kegiatan belajarnya

2. Menjelaskan setiap konsep maupun kegiatan praktek sesuai kegiatan belajarnya

3. Membimbing tugas, latihan yang telah dijelaskan sebelumnya.

4. Menjelaskan setiap konsep maupun kegiatan praktek sesuai kegiatan belajarnya

5. Tanya jawab setiap kebutuhan siswa dalam memahami setiap subkompetensi

6. Pembelajaran dengan Modul

7. Penggunaan Media Pembelajaran Animasi dan Power point

8. Penggunaan Media Pembelajaran benda kerja

9. Menilai setiap hasil sub kompetensi siswa

D. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

o Pertemuan ke 1

Kegiatan Pendahuluan / Awal

1. Motivasi:

a. Memberikan pengetahuan tentang kompetensi yang harus dikuasai

b. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dipelajari

c. Memberitahukan Standar Ketuntasan Minimal (SKM)

d. Memberitahukan macam-macam tugas yang harus dikerjakan

e. Menyampaikan tata tertib dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

f. Menyampaikan sistem penilaian terhadap kompetensi yang harus dikuasai

2. Prasyarat Pengetahuan :

a. Microsoft Office

b. Membaca Gambar Teknik

dan seterusnya................

Rabu, 06 April 2011

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

NAMA SEKOLAH                           :
MATA PELAJARAN                      : Kompetensi Kejuruan
KELAS/SEMESTER                       :
STANDAR KOMPETENSI            : Melaksanakan Prosedur Pematrian
KODE KOMPETENSI                    :
KOMPETENSI DASAR                 : Pelaksanaan Prosedur Pematrian
INDIKATOR                                    : 1. Fungsi fluks dan peranan bahan
Pelindung.
                                                            2. Pelaksanaan pada pekerjaan pematrian.
3. Syarat-syarat umum pematrian.
4. Prosedur penyambungan pematrian (solder).
ALOKASI WAKTU                         : 2 x 45 Menit.


1.      Tujuan Pembelajaran
§  Siswa dapat mendefinisikan fungsi fluks dan peranan bahan pelindung (dalam proses mematri/ solder) dengan benar.
§  Siswa dapat mendeskripsikan pelaksanaan pada pekerjaan pematrian dengan benar.
§  Siswa dapat mendeskripsikan syarat-syarat umum pematrian dengan benar.
§  Siswa dapat mendeskripsikan prosedur penyambungan pematrian (solder) dengan benar.











2.      Materi Pembelajaran
2.1  Fungsi fluks dan peranan bahan pelindung
Pekerjaan mematri berada dalam keadaan panas, oleh karena itu oksidasi dari udara pada bidang kerja akan terjadi sangat cepat. Hal ini akan menghalangi pematrian, untuk menghindari kejadian ini diperlukan bahan pelindung (fluks) yang bertugas untuk melindungi logam terhadap oksidasi dari udara dan membantu mempercepat pengaliran patri. Macam-macam bahan pelindung pemakaian tergantung pada bahan yang dipatri antara lain untuk patri lunak adalah : air keras, resin, dan sal amoniak.  

2.2  Pelaksanaan pada pekerjaan pematrian
1.      Untuk patri lunak
◙ Pipa penyalur gas dari tembaga untuk rumah tinggal.
◙ Pipa penyalur dan pembuang air dari timbel dan tembaga.
◙ Barang-barang keperluan sehari-hari dari kaleng.
◙ Kaleng pengemas bahan yang diawetkan.
◙ Sambungan dalam teknik listrik/ elektronika.
2.      Untuk patri keras
◙ Menyambung pipa baja dan pipa tembaga dan pemasangan kopling pada pipa tersebut misalnya pada saluran bahan bakar motor.
◙ Pembuatan rangka sepeda dan sepeda motor, perabot kemah.
◙ Pemasangan mata pahat pemotong logam keras pada tangkai yang sebagian bahan patri digunakan tembaga elektrolis.

2.3  Syarat-syarat umum pada pematrian (solder) antara lain :
  Panaskan tembaga didalam pembakar gas sampai solder meleleh dan angkatlah jika nyala berubah warna menjadi hijau atau biru.
  Jepitlah pada sekrup dan kikirlah permukaan-permukaan ujungnya sampai bersih dan halus, bulatkan ujungnya tersebut sebaik mungkin.
  Panaskan kembali dan masukkan permukaan dari tang kedalam fluks dan tambahkan sedikit bahan solder sampai seluruh bidang terlapis oleh timah.
  Bersihkan permukaan yang disolder dengan menggunakan kain ampelas dan berilah fluks dengan rata.
  Lakukan proses penyambungan pematrian (solder) dan lapisi benda kerja dengan lapisan timah secara merata.
  Setelah selesai, bersihkan sisa-sisa fluks dengan lap basah.
Ikatan erat yang terjadi ditimbulkan oleh adanya sambungan :
o  Adhesi (gaya tarik menarik antara solder dengan rongga/ pori-pori permukaan bahan dasar).
o  Pembentukan ikatan antara solder dan logam dasar.
Syarat umum dalam prosedur pematrian (solder) antara lain :
  Bidang solder harus bersifat logam murni (mengkilap). Pada bidang solderan yang mengkilap, solder akan merambat dengan baik. Apabila bagian solderan kotor, misalnya ada cat, karat, gemuk, kotoran keringat tangan dan lapisan oksid, maka akan berakibat penggelembungan solder yang cair dan menghalangi ikatan.
  Harus menggunakan bahan pelumer (fluks). Bahan pelumer disalurkan sebelum selama proses penyolderan. Gunanya untuk melarutkan lapisan oksid yang selalu ada pada permukaan bahan dasar dan bahan solder secara kimiawi, dan mengubahnya menjadi terak cair untuk mencegah pembentukan oksid baru selama penyolderan.
  Besar celah harus tetap. Besar celah penyambungan sangat menentukan kekuatan ikatan solder. Celah penyolderan hendaknya dibuat sempit agar didapat efek isap yang baik oleh celah dan pori-pori bahan dasar. Semakin encer solder, harus semakin sempit pula celah. Solder dari tembaga dan perak encer menuntut celah yang lebih sempit dibanding yang dibutuhkan oleh kuningan dan solder lunak yang kental.

2.4  Prosedur penyambungan pematrian (solder)
1.      Mempunyai kampuh (celah) yang sesuai (cocok)
a.       Hasil penyolderan/ brazing akan mengikat kekuatannya bila celah sambungan kecil dan rata. Cairan logam pengisi harus mengisi celah dengan kekuatan kapilernya.
b.      Jarak celah untuk bahan yang digunakan maksimum 0,5 mm. Sedangkan untuk bahan tambah yang berbentuk cincin cocok dengan jarak 0,05 sampai 0,2 mm. 
2.      Mempunyai permukaan sambungan yang bersih
a.       Permukaan yang disambung harus bersih dan bebas dari lapisan oksid.
b.      Kotoran, oli, gemuk dan lainnya harus dicuci atau dibersihkan dengan pelarut atau pembersih lainnya.
c.       Bersihkan permukaan dari oksid dengan ampelas, sikat baja, benang baja dan sebagainya.
d.      Pembersihan harus dilakukan sebelum proses penyambungan.  
3.      Pengguanaan fluks yang tepat
a.       Fluks harus dapat mengatasi oksid pada awal dan selama proses penyolderan.
b.      Fluks dapat ditambah air murni hingga bebentuk pasta dan dapat dicatkan (dilaburkan) pada permukaan yang akan disambung.
c.       Penyolderan dilakukan saat fluks masih lembab.
d.      Permukaan fluks juga dapat dilakukan dengan cara mencelupkan bahan tambah yang masih panas pada fluks.
4.      Menentukan alat pemegang dan penyangga
a.       Usahakan benda kerja selalu disangga selama proses penyolderan atau menggunakan pemegang (penempat).
b.      Benda kerja tidak boleh bergeser dari posisinya selam bahan tambah belum membeku.
5.      Prosedur pemanasan
a.       Pemanasan dapat dilakukan dengan pipa hembus atau alat pembakar lainnya.
b.      Untuk patri keras stainless stel gunakan nyala api yang netral dan untuk logam gunakan nyala api karburasi.
c.       Hindari panas yang berlebihan untuk menghindari bintik-bintik hitam.
6.      Pemakaian logam tambah (bahan pengisi)
a.       Pemaduan bahan pengisi yang baik, suhu pemanasan harus benar.
b.      Jatuhkan lelehan bahan pengisi keatas sambungan yang telah diberi fluks.
7.      Pembersihan setelah penyolderan
a.       Mencelupkan benda kerja yang panas kedalam air atau menyikatnya dengan sikat basah.
b.      Pada pematrian benda yang luas, pembersihan sering dilakukan dengan menggosok.

3.      Skenario Pembelajaran
Skenario Pembelajaran
Guru
Siswa
Metode
Waktu (menit)
Kegiatan Awal
Salam pembukaan, Do’a, Presensi, Memberi motivasi kepada siswa pentingnya belajar keterampilan las (pematrian).

Menjawab salam, berdoa, tunjuk jari, mendengarkan penjelasan dari guru.
Ceramah
-
Kegiatan Inti
1.  Refleksi materi sebelumnya dan identifikasi pemahaman siswa materi pematrian (guru bertanya).

2.  Menjelaskan fungsi fluks dan peranan bahan pelindung. (2.1).

3.  Menjelaskan pelaksanaan pada pekerjaan pematrian. (2.2).

4.  Menjelaskan syarat-syarat umum pada pematrian. (2.3).

5.  Menjelaskan prosedur penyambungan pematrian. (2.4).

1. Menjawab pertanyaan guru.




2. Mendengarkan penjelasan,  mencatat dan bertanya.


3. Mendengarkan penjelasan,  mencatat dan bertanya.


4. Mendengarkan penjelasan,  mencatat dan bertanya.


5. Mendengarkan penjelasan,  mencatat dan bertanya.

Tanya Jawab.




Ceramah, dan Tanya Jawab

Ceramah, dan Tanya Jawab

Ceramah, dan Tanya Jawab

Ceramah, dan Tanya Jawab

10 Menit





10 Menit



10 Menit



25 Menit



25 Menit

Kegiatan Akhir
Kesimpulan materi, Memberikan tes (terlampir), Salam penutup.

Membuat kesimpulan, Mengerjakan soal, Menjawab salam.
Tes tertulis
10 Menit
Total Waktu
90 Menit

4.    Sumber Belajar
o  Daryanto. 1986. Teknik Mengelas dan Kerja Pelat. Bandung: Tarsito.
o  Kenyon. 1984. Dasar-dasar Pengelasan. Jakarta: Erlangga.


1.        Metode, Alat dan Bahan Belajar
Metode                              Alat                                         Bahan Belajar
o   Ceramah.                     - White Board.                                    - Media Komputer
o   Tanya Jawab.              - Kapur atau spidol.                - LCD.
o   Tes Tertulis.                - Penghapus.                           

2.        Penilaian Hasil Belajar
o  
6.      Penilaian Hasil Belajar

……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
 
Dari keaktifan siswa dikelas baik dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, (berhak mendapat nilai khusus).
o   Pada penilaian/ rubrik penilaian untuk soal dalam materi ini dinilai sebagai berikut:
Bentuk Penilaian : Tes Tulis
Instrumen Penilaian
Skor
Soal
1.  Jelaskan fungsi fluks pada kegiatan pematrian ?
2.  Jelaskan ikatan apa saja yang ditimbulkan pada penyambungan pematrian ?
3.  Sebutkan point-point terpenting pada prosedur penyambungan pematrian ?
4.  Mengapa dalam prosedur pematrian (penyolderan) untuk mempermudah pematrian harus menggunakan logam murni yang mengkilap ?

Kunci Jawaban
1.   Untuk melindungi logam terhadap oksidasi dari udara dan membantu mempercepat pengaliran patri.
2.   - Adhesi (gaya tarik menarik antara solder dengan rongga/ pori-pori permukaan bahan dasar).
    - Pembentukan ikatan antara solder dan logam dasar.
3. a. Mempunyai kampuh (celah) yang sesuai (cocok).
b. Mempunyai permukaan sambungan yang bersih.
c. Penggunaan fluks yang tepat.
d. Menggunakan alat pemegang dan penyangga.
e. Pemanasan yang sesuai.
f. Pemakaian logam tambah (bahan pengisi)
g. Pembersih setelah penyolderan (pematri)
4. Karena pada logam murni/ bidang solderan yang mengkilap akan merambat dengan baik.


25
25
25
25









7.   Kriteria kelulusan
Bentuk Penilaian
Instrumen Penilaian
Kognitif








Afektif
Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
0-69     = Belum memenuhi kriteria kelulusan
70-79   = Memenuhi kriteia kelulusan dengan bimbingan
80-89   = Memenuhi kriteia kelulusan tanpa bimbingan
90-100 = Diatas minimal dan tanpa bimbingan

Remidi khusus nilai tes tulis kurang dari 70.
Nilai diatas 70 dapat melanjutkan kemateri selanjutnya.

Sikap siswa :
A.    Siswa tekun memperhatikan dalam KBM
B.     Siswa tekun bertanya KBM
C.     Siswa tidak memperhatikan dan pasif dalam bertanya serta tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar.


8.   Kesimpulan
Pada prosedur pematrian (menyolder) hal yang paling pokok dan harus dipahami saat melaksanakan kegiatan pematrian adalah kampuh (celah) sesuai (cocok), permukaan sambungan harus bersih, penggunaan fluks yang tepat, penggunakan alat pemegang dan penyangga sangat penting, prosedur pemanasan harus sesuai, dibutuhkan pemakaian logam tambah (bahan pengisi) untuk menutup celah yang terlalu lebar, melakukan proses pembersihan setelah penyolderan (pematrian) untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

RPP Pengelasan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NAMA SEKOLAH                           :
MATA PELAJARAN                      : Kompetensi Kejuruan
KELAS/SEMESTER                       : X/ 2 (Genap)
STANDAR KOMPETENSI                        : Melaksanakan prosedur  pengelasan
KODE KOMPETENSI                    :
KOMPETENSI DASAR                 : Pelaksanaan prosedur pengelasan
INDIKATOR                                    : 1. Mempelajari bahan pengelasan
2. Mempelajari Elektroda dan klasifikasiannya berdasarkan bahan elektroda pengelasan
ALOKASI WAKTU                         : 2 x 45 Menit.

1.      Tujuan Pembelajaran
§  Siswa dapat mendeskripsikan macam-macam bahan pengelasan.
§  Siswa dapat mendefinisikan sifat kandungan bahan pengelasan.
§  Siswa dapat mengklasifikasikan macam-macam bahan pengelasan.
§  Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat bahan pengelasan

2.      Materi Pembelajaran
2.1               Macam-macam bahan pengelasan (tambahan materi sebelumnya) :
a.       Perunggu    c. Baja           d. Besi tuang
b.      Kuningan   e. Tembaga    f. Alumunium
2.2     Macam-macam elektroda dan klasifikasiannya berdasarkan bahan elektroda pengelasan.
Materi
2.1 Macam-macam bahan pengelasan (tambahan materi sebelumnya)
a. Perunggu
Logam ini adalah perpaduan antara tembaga dan timbel yang  dicampur dengan unsur lain, pada umumnya paduan perunggu terdiri dari 87% tembaga, 9% timbel, 2% seng dan 2% timah. Perunggu fosfor adalah paduan tembaga dan timbel yang bercampur fosfor sekitar (0,5 – 0,8% P) sehingga membuat perunggu mempunyai sifat yang keras, liat dan mudah dicairkan. Perunggu mangan adalah paduan tembaga dan timbel yang bercampur dengan unsur mangan sekitar 10% Mn (Mangan) dan logam ini tahan terhadap air laut, logam perunggu ini sangat mudah untuk dilas dengan mempergunakan elektroda dari bahan perunggu, fosfor atau perunggu mangan. Titik temperatur lebur perunggu ini serupa dengan titik lebur tembaga yaitu mencapai 1083 0C.
b. Kuningan
    Kuningan adalah paduan tembaga dan seng dimana sewaktu dilas akan terjadi penguapan dari unsur seng dan menutupi gas dalam kampuh las sehingga pada waktu mengelas logam ini uap seng yang menguap harus di singkirkan dengan alat pengisap karena uap seng ini sangat berbahaya bagi kesehatan tukang las. Kuningan yang mengandung kadar seng kurang dari 35% dapat dilas dan makin sedikit kadar seng makin mudah pengelasannya, elektroda yang dipergunakan untuk mengelas logam ini adalah elektroda yang terbuat dari bahan perunggu fosfor. Titik temperatur lebur kuningan ini disesuaikan dengan kandungan banyaknya kadar seng yaitu titik leburnya mulai dari 1083 0C sampai 1200 0C.


2.2  Macam-macam elektroda dan klasifikasiannya berdasarkan bahan elektroda   
       pengelasan.
◙ Elektroda Las
Elektroda Las disebut juga ”Kawat Las”, dimana terdiri dari suatu teras logam yang dilapisi oleh suatu lapisan yang terdiri dari campuran beberapa zat kimia.
Pada umumnya elektroda terbalut terdiri dari 3 bagian yakni :
a)      Elektroda berbalut tipis ► Elektroda ini mempunyai tebal lapisan 0,1 mm.
b)      Elektroda berbungkus tebal ► Elektroda ini mempunyai lapisan sekitar 1-3 mm.
c)      Elektroda tidak berbalut (polos)

◙ Macam-macam klasifikasi elektroda berselaput sebagai berikut :
1.      Elektroda baja lunak ► Dari berbagai macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada jenis selaputnya, sedangkan kawat intinya sama.
2.      Elektroda dengan selaput serbuk besi ► Selaput elektroda jenis ini mengandung serbuk besi untuk meningkatkan efesiensi pengelasan, umumnya selaput elektroda akan lebih tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi, dengan adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya selaput akan memerlukan Amper yang lebih tinggi.
3.      Elektroda Hydrogen rendah ► Selaput jenis ini mengandung hydrogen yang rendah, kurang dari 0,5% sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas (rongga yang dilas), elektroda ini dipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnya untuk pengelasan bejana dan pipa yang mengalami tekanan.  
4.      Elektroda untuk besi tuang ► Elektroda yang dipakai untuk mengelas besi tuang tidak dibuat dari besi tuang, besi tuang dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari beberapa jenis logam yang berlainan, antara lain : elektroda baja, elektroda nikel, elektroda perunggu, elektroda dengan hydrogen rendah.
a.       Elektroda Nikel ► Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang bila hasil las masih dikerjakan lagi dengan mesin, rigi yang dihasilkan adalah rata dan halus bila dipakai pada mesin las DC katub terbalik.
b.      Elektroda Baja ► Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang agar menghasilkan deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin, elektroda ini dipakai bila hasil pengelasn tidak dikerjakan lagi.
c.       Elektroda perunggu ► Hasil pengelasannya tahan terhadap keretekan sehingga panjang las dapat ditambah.
d.      Elektroda Hydrogen rendah ► Elektroda jenis ini pada dasarnya dipakai untuk baja yang dapat mengandung Carbon (C) kurang dari 1,5% tetapi juga dapat dipakai pada pengelasan besi tuang dengan hasil yang baik, hasil pengelasnnya tidak dapat dikerjakan dengan mesin.
5.      Elektroda untuk alumunium ► Alumunium dapat dilas dengan listrik dan elektroda yang dibuat dari logam yang sama.
6.      Elektroda untuk pelapis keras
Tujuan pelapis keras dari segi kondisi pemakaian yaitu agar alat atau bahan tahan terhadap kikisan, pukulan dan tahan karat.
Klasifikasi untuk pelapis keras digolongkan menjadi 3 jenis yaitu :
a.       Elektroda tahan kikisan ► Dibuat dari tabung khrom karbida yang diisi dengan serbuk-serbuk karbida. Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi potong yang tipis, peluas lubang dan beberapa tipe pisau.
b.      Elektroda tahan pukulan ► Dipakai untuk pelapis keras bagian pemecah dan palu.
c.       Elektroda tahan karat dan aus ► Dbuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung (Co-Cobalt), (Wo-Wolfram), (Cr-Chrom), biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan katup dimana temperatur dan keausan sangat tinggi.
7.      Elektroda untuk magnesium ► Semua jenis Magnesium dapat dilas dengan proses arus gas tungsten (TIG = Tungsten Inert Gas). Pengelasan dapat dilakukan tanpa atau dengan logam pengisi yang sama jenis dan komposisinya, magnesium tidak dapat disambungkan dengan logam lain hanya dapat disambungkan terhadap logam dari jenis yang sama dan hanya bisa dilas dengan logam pengisi yang sama pula.

8.      Elektroda untuk tembaga ► Semua jenis campuran tembaga dapat dilas meskipun pengelasannya mudah dan sulit. Pada waktu mengelas bahan tembaga dan campurannya adapun proses-proses las yang dapat dipergunakan antara lain : tekanan api gas lemah. Campuran tembaga dengan seng yang tinggi adalah paduan dapat dilas tetapi mendatangkan keburukan dan kesulitan karena timbulnya uap seng, untuk mencegahnya maka ventilasi ruangan las yang baik sangat diperlukan sewaktu mengelas logam ini.


3.      Skenario Pembelajaran
Skenario Pembelajaran
Guru
Siswa
Metode
Waktu (menit)
Kegiatan Awal
Salam pembukaan, Do’a, Presensi, Memberi motivasi kepada siswa pentingnya belajar keterampilan las.

Menjawab salam, berdoa, tunjuk jari, mendengarkan penjelasan dari guru.
Ceramah
-
Kegiatan Inti
1.  Refleksi materi sebelumnya (guru bertanya)
-    Pemahaman siswa tentang las.
-    Perlengkapan kerja saat proses kegiatan las.

2.  Macam-macam bahan pengelasan (tambahan materi sebelumnya). (2.1).


3.  Macam-macam elektroda dan klasifikasiannya berdasarkan bahan elektroda pengelasan (2.2).

1. Menjawab pertanyaan guru dan mendapatkan penilaian tersendiri sesuai dengan kemampuan siswa.




2. Mendengarkan penjelasan,  mencatat dan bertanya.



3. Mendengarkan penjelasan,  mencatat dan bertanya.

Tanya Jawab.






Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab

Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab

20 Menit







20 Menit




30 Menit




Kegiatan Akhir
Kesimpulan materi, mengetahui penguasaan materi dari siswa dan Memberikan tes (terlampir), Salam penutup.

Membuat kesimpulan, Mengerjakan soal, Menjawab salam.
Tes tertulis
20 Menit
Total Waktu
90 Menit

4.    Sumber Belajar
o  Daryanto. 1986. Teknik Mengelas dan Kerja Pelat. Bandung: Tarsito.
o  Herlambang. 2002. Dasar Materi Pengelasan. Jakarta: Bumi Aji.


5.        Metode, Alat dan Bahan Belajar
Metode                              Alat                                         Bahan Belajar
o   Ceramah.                     - White Board.                                    - Media Komputer
o   Tanya Jawab.              - kapur atau spidol.
o  Diskusi .                       - penghapus.
o  Tes Tertulis.                

6.        Penilaian Hasil Belajar
o  
6.      Penilaian Hasil Belajar

……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
 
Dari keaktifan siswa dikelas baik dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, (berhak mendapat nilai khusus).
o   Pada penilaian/rubrik penilaian untuk soal dalam materi ini dinilai sebagai berikut:
Bentuk Penilaian : Tes Tulis
Instrumen Penilaian
Skor
1.    Sebutkan sekurang-kurangnya 6 (enam) macam-macam bahan pengelasan?
2.    Jelaskan campuran pada paduan bahan perunggu dan titik leburnya?
3.    Jelaskan campuran pada paduan bahan kuningan dan titik leburnya?
4.    Sebutkan 3 (tiga) balutan elektroda?
5.    Sebutkan macam-macam klasifikasi elektroda berselaput dan berikan uraian penjelasannya?

Kunci jawaban
1.      Perunggu, kuningan, baja, tembaga, besi tuang dan alumunium.
2.      Perpaduan antara tembaga dan timbel juga adakalanya dicampur dengan unsur lain, pada umumnya paduan perunggu terdiri dari 87% tembaga, 9% timbel, 2% seng dan 2% timah. Titik lebur perunggu serupa dengan titik lebur tembaga yaitu mencapai 1083 0C.
3.      Perpaduan tembaga dan seng. Titik temperatur lebur kuningan ini disesuaikan dengan kandungan banyaknya kadar seng yaitu titik leburnya mulai dari 1083 0C sampai 1200 0C.
4.      Pada umumnya elektroda terbalut terdiri dari 3 bagian yakni :
1. Elektroda berbalut tipis ► Tebal lapisan elektroda 0,1 mm.
2. Elektroda berbungkus tebal ► Lapisan Elektroda sekitar 1-3 mm.
3. Elektroda tidak berbalut (polos)
5.      Macam-macam klasifikasi elektroda berselaput :
1.   Elektroda baja lunak » Perbedaan pada selaput dan kawat intinya sama.
2.   Elektroda selaput serbuk besi » meningkatkan efesiensi pengelasan.
3.   Elektroda Hydrogen rendah » untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas dan bejana pada pipa yang mengalami tekanan.
4.   Elektrode besi tuang » untuk pengelasan besi tuang dilas listrik dengan elektroda jenis logam yang berlainan antara lain : elektroda baja, elektroda nikel, elektroda perunggu, dan elektroda dengan hydrogen rendah.
5.   Elektroda alumunium » proses pengelasan harus elektroda yang sama.





10
15



15

20



40

7.   Kriteria kelulusan
Bentuk Penilaian
Instrumen Penilaian
Kognitif








Afektif
Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
0-69     = Belum memenuhi kriteria kelulusan
70-79   = Memenuhi kriteia kelulusan dengan bimbingan
80-89   = Memenuhi kriteia kelulusan tanpa bimbingan
90-100 = Diatas minimal dan tanpa bimbingan

Remidi khusus nilai tes tulis kurang dari 70.
Nilai diatas 70 dapat melanjutkan kemateri selanjutnya.

Sikap siswa :
A.    Siswa tekun memperhatikan dalam KBM
B.     Siswa tekun bertanya KBM
C.     Siswa tidak memperhatikan dan pasif dalam bertanya serta tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar.


8.   Kesimpulan
Pada dasarnya hal yang terpenting dalam proses pengelasan adalah memperhatikan bahan pengelasan serta bahan elektroda yang akan digunakan untuk mempermudah kegiatan mengelas serta selalu memperhatikan keselamatan kerja.

Pengikut