Walau kami orang Pinggiran Tapi Pengetahuan Kami Mendunia

Selasa, 05 Desember 2017

Betapa Bodohnya Aku....

Ini hanya cerita nyata KAMI.....
ya ..... cerita  Keluarga Abadi Creation Studio Foto...
(05 desember 2017)

hari ini lagi galau banget,,,,
ketiga kalinya kena zonk dari i** Mer*Ua ....
nggak tau kok masih bersikap seperti itu.... bagi kami sudah tidak bijaksana dan menyakitkan sekali... terutama bagi bunda Amma.....

meski hari ini kami sudah diberikan banyak nikmat punya rumah sendiri dan dilengkapi keluarga kecil bahagia *Adanya Mas Abrisam S. Agatha (2,5 Tahun) dan Adek Syamil A. Sidqi (4 bulan)  , namun dalam perjalanannya banyak batu penghalang dan mengganjal.... bukan hanya kerikil tapi batu sandungan dalam perjalanan kehidupan kami....

jadi inget...
1. waktu wisuda bunda Amma
terang2 waktu kami mau berangkat ke malang, untuk wisuda bunda Amma, i** gandusari sudah bilang katanya nggak bisa ke malang ngikuti bunda Amma wisuda dikarenakan ada rapat. "dan kami jawab iya gag apa apa". dan itu pun disampaikan ke teman guru TK Plus Al Hidayah Gandusari.dan kami terima........

akhirnya kami menginab dirumah mbak kusnul singosari malang. ketika kami ditanya mbak kusnul dan mbak maya, kami pun menjawab bahwa:" i** gag bisa datang ke wisuda karena rapat". dan akhirnya kejadian ini bikin rame, mbak maya dan mbak kusnul akhirnya telpon ibuk, yang intinya kok gak kasian sama NANA / bunda Amma, diwisuda anak yang lainnyasaja datang.

dan akhirnya i** datang, tapi sambil marah2, katanya bunda AMMA tukang wadol, suka lapor sama saudara2.....piye to ki.... padahal yang mencla mencle kan beliau....

*njajal pas ndek jogja, bapak dan i** gandusari lho datang....kami tidak meri / iri.. tapi kami berharap, ketika jadi orang tua jangan pilih kasih deh.... iya kalau anak yang dimanja2 bisa jadi tumpuan dihari tua...kalau ndak?

yang dijogja saja tiap bulan dikirimi uang saku, dan lauk serta makanan rutin dikirim dari blitar. coba bunda Amma, 50 ribu dalam satu minggu.....*kebawa termosi ....e.... emosi...

Ya Allah.... Semoga ketika kami jadi orang tua, tidak bersikap seperti itu....

2. Buain dan janji Impian Toko,  yang ternyata kami malah diUSIR....
ketika kami * Yanda Samsudin dan Bunda Amma masih kuliah, kami disuruh pulang oleh ibuk. katanya disuruh ngurusin toko....tapi ketika dek Don* ada.... kami diusir dengan bahasa " Engko goleko mobil, usungen barange doni, terus barangmu gowonen ngalor" jan bahasa ne ualus, tapi kasare NGALIHO....dan yang bilang itu, ibuk Gandusari.... kok yo iso.... wong tuwo ngusir anake....baru saiki aku percoyo, ono wong tuwo ngusir nakae wedok, demi notok ne anake lanang...

HANCUR... LORO ATI ....dek AMA / bunda Amma...
iso ne mung nangis.... "mosok ibuk iso ngusir anake" ...

kita gag melakukan kesalahan, pengene maju kan toko, tapi kenyataane..... DIUSIR....


dan alhamdulillah kami bisa membangun toko/rumah kami sendiri.sebagai pembuktian bahwa kami tidak mengharapkan toko gandusari dan kami bisa membuktikan bisa hidup tanpa campur tangan bapak dan i** gandusari.

pesan bagi para orang tua: lek dadi wong tuwo, ojo gampang ngiming-ngimingi impian duwur, po meneh janji-janji.... paringono anak-anakmu yang terbaik semampumu.... tinimbang dadi lorone ati sak lawase uripe...

3. Gara-gara Uang yang sedikit... karena miss comunikasi, jadi luka seng meh mari, malah dadi luka seng anyar lan luwih loro ne nemen.....
lek dadi wong tuwo, pas enek masalah ndek anak2 ke... lek iso nyelesaikan masalah karo rembukan, lungguh bareng2.... terus diselesaikan kanti dewasa... ojo main belakang....

lek ngunu kuwi.... suwi2 nggak diajeni, dadi wong tuwo....

itu cerita hari ini....05 desember 2017. bukan kami benci, yang jelas hari ini kami sangat kecewa....
semoga ketika kami menjadi orang tua, bisa bijaksana dalam memberikan penghidupan dan penyikapan kepada anak2 kami....kami selalu berusa memberikan yang terbaik bagi kalian mas Abrisam S. Agatha dan adek Syamil A. Sidqi..... jagalah kami ketika , Yanda dan bunda sudah tua nanti.... kami sangat sayang kalian.....



Selasa, 08 Agustus 2017

Jangan Merasa "Akulah Yang Paling BERJASA"

 
Kita pasti mengalami dan menjalani perputaran roda kehidupan, ada kalanya saat kita diatas / jangan lupa akan orang sekitar dan janganlah menganggap mereka rendah, namun ketika ketika kita dibawah, tetaplah berusaha, berikhtiyar seraya selalu memohon kepadaNYA agar supaya dipermudah dan dilancarkan segala urusan kita. Mari INTRUPEKSI DIRI.....

Ketika kita dapat menolong orang lain, janganlah kita menghitung berapa banyak amal yang kita perbuat, bahkan mengungkit-ngungkit apa-apa yang telah kita lakukan. dengan sikap JUMAWA mengatakan "AKULAH YANG PALING BERJASA dalam hal ini.... dalam hal itu....." bahkan sering kali kita dengar, " Kalau tidak ada saya, apa bisa si fulan menyelesaiakn pekerjaan itu, Dia itu tidak bisa apa-apa tanpa ada campur tangan saya. dan masih banyak kata-kata sejenis yang sering kita dengar / bahkan dengan tidak sadari kita mengucapkannya.... Yuk intrupeksi diri...

Hal di atas mungkin pernah juga dialami oleh kawan-kawan yang lain. Ada sejumlah pihak yang selalu merasa berjasa dan kemudian mengungkit-ungkit jasanya itu. “Kalau bukan saya….tidak bisa dia seperti itu.” Atau “Saya itu yang bantu dia sehingga bisa seperti sekarang…”. Kalimat-kalimat bernada menepuk dada itu sering kita dengar biasanya terucap dari mereka yang merasa berjasa, kemudian ingin jasanya tidak dilupakan, dan biasanya diucapkan dengan nada jumawa.

Godaan dan tipuan syetan itu memang halus. Perasaan lebih dari yang lain, yang telah membuat syetan terusir dari surga itu, ditularkan kepada kita dalam berbagai bentuk. Ada yang membanggakan amalannya. Ada yang terus mengungkit jasa dan kontribusinya. Biasanya setelah itu mereka punya ekspektasi untuk mendapat pengakuan akan jasa dan kontribusinya tersebut. Ketika jasanya seolah tidak diakui atau dilupakan, ia akan terus menyebut-nyebut jasanya itu agar orang lain tidak lupa mengakui atau bahkan membalasnya. Tidak jarang ia akan marah kalau orang lain seakan-akan melupakan betapa berjasanya ia pada mereka.

 QS 2: 264 menyebutkan hal ini:
 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu jadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.

Tafsir Ibn Katsir menyebutkan sejumlah riwayat bahwa mereka yang beramal dengan menyebut-nyebut amalannya itu ternasuk satu dari ketiga golongan yang Allah enggan memandang mereka kelak di hari akhir. Orang seperti itu menyangka orang lain akan melihat amalannya seperti melihat tanah di atas batu. Padahal bagi Allah amalan riya’ tersebut hilang tak berbekas seperti ditimpa hujan lebat. Boleh jadi dipandang hebat oleh orang lain, tapi tidak dipandang sama sekali oleh Allah. Na’udzubillah min Dzalik.

Kalau ada orang lain yang sudah anda tolong, namun melupakan jasa anda malah seakan-akan bersikap kurang ajar pada anda, itu adalah problem dia. Orang yang tidak tahu diri dan tak pandai berterima kasih tentu akan mendapat perhitungan tersendiri oleh Allah. Itu bukan wilayah kita untuk menilai atau menghakimi dia. Jangan pula kita sampai terpancing untuk kemudian mengungkit jasa atau kontribusi kita. Bila itu kita lakukan, maka kita rugi dua kali: hati kita panas membara dan amalan kita habis tak tersisa.

Lolos kita dari ujian riya’, kita memasuki ujian berikutnya: apakah kita tetap rela berbuat baik pada mereka yang telah melupakan kebaikan kita sebelumnya? Ujian Allah itu berlapis-lapis. Pada setiap stasiun ada ujiannya yang harus kita lewati untuk naik ke stasiun berikutnya. Ada yang diam saja tidak mau menyebut jasanya, tapi kemudian dia juga tidak mau menolong orang itu lagi.

Dulu sudah kita tolong dan dia melupakan bahkan kurang ajar, sekarang saat dia jatuh kembali minta tolong pada kita. Haruskah kita menolongnya lagi? Kalau kita tetap menolong dia maka kita berhasil melewati ujian bahwa beramal itu bukan ditentukan oleh reaksi orang lain kepada kita tapi semata-mata karena kita mencari ridha Allah. Setiap kesempatan berbuat baik adalah undangan dari Allah untuk kita. Betapa beruntungnya mereka yang mendapat undangan khusus dari Allah, dan betapa meruginya mereka yang menolak undangan Allah hanya karena reaksi orang lain. Ikhlas itu ujiannya memang berlapis-lapis. Tapi yakinlah ganjaran dari Allah juga akan berlapis-lapis untuk kita semua yang lolos ujian. 

salah satu sumber: http://nadirhosen.net/renungan/akhlak/165-orang-orang-yang-merasa-berjasa

Sabtu, 05 Agustus 2017

SYAMIL A. SIDQI

Alhamdulillah....Telah lahir putra kedua Kami(Yanda Samsudin dan Bunda Amma) " Syamil A. Sidqi....Adeknya Kakak Abrisam S. Agatha..... pada Hari Kamis, 20 Juli 2017, diSumberagung, Gandusari, blitar.

alhamdulillah lahir dengan proses Normal dan alami, dengan bobot 3.5 Kg dan Panjang 49 CM. Semoga kalian Kakak Abrisam S. Agtah dan Dek Syamil A. Sidqi menjadi anak yang Sholih, Beneh, mbeneh, pinter, migunani, Bejo, Slamet dunyo lan Akhirot...

جَعَلَهُ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيكَ وَعَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم

Ja’alallahu mubaarakan ‘alayka wa ‘alaa muhammad shalallahu ‘alayhi wa sallam.

 “Semoga Allah menjadikannya anak yang diberkahi untukmu dan untuk umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

 بَارَكَ اللَّهُ لَكِ فِيهِ، وَجَعَلَهُ بَرًّا تَقِيًّا

Barakallahu laka fiihi wa ja’alahu barratan taqiyyan.

“Semoga Allah memberkahi anak ini untukmu dan menjadikannya orang baik yang bertaqwa”.


 اَللَّهُمَّ إِنِّي أُعِيذُهُ بِكَ وَذُرِّيَّتَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Allahumma innii u ‘iidzuhu bika wadzurrii-yatahu minasy-syaithonirrajiim

 “Aku mohon perlindungan untuknya (bayi lelaki) serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.”

Yanda tidak akan menghujanimu dengan nyanyian2 yang khusus yanda ciptakan untukmu , karena yanda sadar, yanda bukan pujangga. tapi insyaallah akan kami kucurkan doa-doa terbaik kami buat kalian selalu. 

#Crew_Abadi_Creation_Studio_Foto

Minggu, 11 Juni 2017

Yang Terbaik Bagi Kalian

Alhamdulillah.. sudah memasuki usia 5 tahun pernikahan kita bunda Amma... Mohon maaf ketika masih banyak kekurangan yanda disana sini...baik dalam yanda memberikan materi, maupun dalam memberikan sikap ketika kita menjalani kehidupan berkeluarga. Mungkin ego yanda terlalu besar, sehingga sering kali mengambil keputusan sendiri, tapi yakinlah itu semua demi kebaikan bagi keluarga kita. Di bulan juni ini, sebenarnya berat sekali bgi yanda.. yang jelas yanda belum bisa menyelesaikan PR besar kita. Tapi insyaallah yanda juga berusaha sekuat mungkin untuk melalui dan menyelesaikannya, sebenarnya hanya dukungan bunda lah yang sangat yanda harapkan... Bulan juni ini.... Yanda harus tetap tegar... meski sambil mencari celah untuk menyelesaikan semua hambatan dan permasalahan yang ada. Efek dari tahun lalu masih terasa sesak dihati yanda..... tapi sudahlah... biar mengalir begitu aja...proses belajar ikhlas... Ya.. mungkin ini yang harus kita alami, beraat ditahun ini.. Tapi yanda berusaha memberikan yg terbaik, mungkin aneh.... kenapa harus tertulis di blog ini, gpp lah.... ini blog pribadi yanda... Sekarang alhamdulillah akan lahir anak kedua kita... Yanda berharap bunda mampu mempersiapkan fisik dan mental bunda... Biar semua lancar dan sehat dalam proses persalinan nnti... Biar yanda yang memikirkan biaya dan lain2nya.. Yanda masih berusaha dan yakin mampu menyelesaikan problem kita. Sekali lagi hanya dukungan bunda yang yanda hrapkan... Hanya untuk kalian. Bunda amma dek agatha dan c alon debay.... Keluarga kecil kita.. abadi creation studio foto... Maaf ketika dekat mungkin yanda menyebalkan, mungkin ketika jauh / tidak ada, bunda suatu saat dapat merasakan ketulusan yanda.

Minggu, 04 Juni 2017

Kesetian Seorang Laki-laki Itu Diuji Disaat Ia Memiliki Segalanya

Kebanyakan lelaki akan setia pada pasangannya kalau sudah dalam keadaan susah, tapi bila sudah senang dia dengan angkuhnya akan mencari wanita lain yang bisa diajak untuk senang-senang. Kesetian Seorang Laki-laki Itu Diuji Disaat Ia Memiliki Segalanya menikmati apa apa yang sudah dimilikinya. Ketika seorang laki-laki berada di puncak kekayaan yang berlimpah dan karir yang mapan, biasanya kesetiaan mereka pada pasangannya akan mulai diuji. Saat banyak orang yang tahu kalau dia sedang sukses, saat itu juga akan ada banyak wanita yang mencoba untuk mendekatinya untuk bisa menarik perhatiannya dan kalau bisa mendapatkan Karena Laki-Laki Tahu Akan Tabiat Beberapa Wanita Yang Menyukai Harta, Akhirnya Mereka Mencobanya Tahu akan tabiat beberapa wanita yang menyukai harta, kadang mereka awalnya bernbiat mencobanya saja untuk membuktikannya. Mereka tidak tahu kalau wanita penggoda mempunyai sejuta cara untuk menjebak mereka agar tetap memilih mereka lalu meninggalkan pasangannya. Sebagian dari mereka ada yang terjebak tak bisa lepas dari selingkuhannya. Memasuki Usia 40 Tahun Ke Atas Biasanya Pria Akan Memasuki Masa Yang Disebut Puber kedua Saat mereka mencapai puncak karirnya diusia yang bersamaan dengan masa puber keduanya ini, maka godaan tidak setia pada pasangannya pun akan semakin tinggi. Keinginan untuk menocaba yang baru dan popularitas serta uang yang berlimpah yang menjadi fasilitas semakin menggoda dan akan membuat mereka akan gelap mata hingga lupa jika ada seseorang yang selalu mendoakannya untuk mencapai kesuksesannya itu. Uang Jadi Kekuatan Pria Para pria yang punya kuasa akan melihat celah ini sebagai media untuk menyalurkan harta mereka demi mendapatkan wanita yang diinginkanya. Dengan banyak memiliki uang maka akan semakin memudahkan mereka untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Termaksuk membeli kesetian wanita lain untuk dirinya, kesetian wanita yang siap menguras kekayaannya, yang aka menjatuhkannya ke bawah lagi hingga baru bisa melihat pasangannya yang selalu setia menunggu. Ketika Sudah Memiliki Segalanya, Laki-Laki Cendrung Merasa Dialah Yang Memiliki Semuanya Sendiri Dan Akan Merendahkan Pasanganya Ketika Sudah Memiliki Segalanya, Laki-Laki Cendrung Merasa Dialah Yang Memiliki Semuanya Sendiri Dan Akan Merendahkan Pasanganya Ketika berada di puncak kesuksesannya kadang laki-laki itu merasa bahwa dirinyalah yang memiliki penghasilan, yang memiliki uang, dirinyalah yang hidup mapan, dialah yang bersinar di luar bukan istrinya. Sehingga mereka merasa berhak melakukan apa saja tanpa persetujuan dari istrinya termasuk berfoya-foya. Karena Pria Sukses Dan Memiliki Segalanya Pasti Akan Banyak Disukai Oleh Wanita, Dan Banyak Wanita Yang Ingin Memilikinya Ketika seorang pria sukses dan dirasa memiliki segalanya, saat itulah ia akan tampak menarik untuk didekati. Saat itu jugalah banyak orang yang ingin memilikinya. Tidak peduli ia punya paras yang sempurna atau tidak ganteng mereka tetap akan populer dimata banyak wanita. Tak heran jika banyak yang menggodanya, dan godaan tidak setia pada pasangannya akan semakin memiliki banyak peluang untuk dilakukan oleh pria. Hanya mereka yang memiliki kesetian tinggilah yang mampu untuk bertahan pada satu cinta, yakni cinta pasangannya. Dan dititik inilah akan terlihat seberapa besar keimanan seorang pria.

"A woman's loyalty tested as males do not have anything ... ... But the man's loyalty is tested when he has everything.. When you have everything and he loves you, it's true ... But if you don't have everything and he still loves you, that sincerity is. .. Indeed, you do not need to have everything to be happy, because you need only one who is able to make you smile when your heart is hurt ... Hopefully we have a genuine halal couples love us and be able to appease each other "
Kesetiaan wanita diuji saat lelaki tidak punya apa-apa.. Tapi kesetiaan lelaki diuji saat dia memiliki segalanya.. Bila kau mempunyai segalanya dan ia mencintaimu, itu kenyataan... Namun bila kau tidak mempunyai segalanya dan ia masih mencintaimu, itu ketulusan .. Sesungguhnya kamu tak perlu memiliki segalanya untuk bahagia, Kerana yang kamu butuh hanya seseorang yang mampu membuatmu tersenyum ketika hatimu terluka... Semoga kita dikaruniai pasangan halal yang tulus mencintai kita dan mampu saling membahagiakan.

Pasangan kita adalah psangan terbaik bagi kita.

Alhamdulillah, salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabatnya.
Anda telah berkeluarga? Bagaimana pengalaman Anda selama mengarungi bahtera rumah tangga? Semulus dan seindah yang Anda bayangkan dahulu?
Mungkin saja Anda menjawab, “Tidak.”
Akan tetapi, izinkan saya berbeda dengan Anda, “Ya,” bahkan lebih indah daripada yang saya bayangkan sebelumnya.
Saudaraku, kehidupan rumah tangga memang penuh dengan dinamika, lika-liku, dan pasang surut. Kadang Anda senang, dan kadang Anda bersedih. Tidak jarang, Anda tersenyum di hadapan pasangan Anda, dan kadang kala Anda cemberut dan bermasam muka.
Bukankah demikian, Saudaraku?
Berbagai tantangan dan tanggung jawab dalam rumah tangga senantiasa menghiasi hari-hari Anda. Semakin lama umur pernikahan Anda, maka semakin berat dan bertambah banyak perjuangan yang harus Anda tunaikan.
Tanggung jawab terhadap putra-putri, pekerjaan, karib kerabat, masyarakat, dan lain sebagainya.
Di antara tanggung jawab yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan Anda ialah tanggung jawab terhadap pasangan hidup Anda.
Sebelum menikah, sah-sah saja Anda sebagai calon suami membayangkan bahwa pasangan hidup Anda cantik rupawan, bangsawan, kaya raya, patuh, pandai mengurus rumah, penyayang, tanggap, sabar, dan berbagai gambaran indah.
Bukankah demikian, Saudaraku?
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Biasanya, seorang wanita dinikahi karena empat pertimbangan: harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, hendaknya engkau lebih memilih wanita yang beragama, niscaya engkau beruntung.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Al-Qurthubi menjelaskan makna hadits ini dengan berkata, “Empat pertimbangan inilah yang biasanya mendorong seorang lelaki untuk menikahi seorang wanita. Dengan demikian, hadits ini sebatas kabar tentang fakta yang terjadi di masyarakat, dan bukan perintah untuk menjadikannya sebagai pertimbangan. Secara tekstual pun, hadits ini menunjukkan bahwa dibolehkan menikahi seorang wanita dengan keempat pertimbangan itu. Akan tetapi, hendaknya pertimbangan agama lebih didahulukan.”
Keterangan al-Qurthubi ini semakna dengan hadits yang diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin Amr al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu, “Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزَوَّجُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ فَعَسَى حُسْنُهُنَّ أَنْ يُرْدِيَهُنَّ وَلاَ تَزَوَّجُوهُنَّ لِأَمْوَالِهِنَّ فَعَسَى أَمْوَالُهُنَّ أَنْ تُطْغِيَهُنَّ وَلَكِنْ تَزَوَّجُوهُنَّ عَلَى الدِّينِ وَلَأَمَةٌ خَرْمَاءُ سَوْدَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ
‘Janganlah engkau menikahi wanita hanya karena kecantikan parasnya, karena bisa saja parasnya yang cantik menjadikannya sengsara. Jangan pula engkau menikahinya karena harta kekayaannya, karena bisa saja harta kekayaan yang ia miliki menjadikan lupa daratan. Akan tetapi, hendaklah engkau menikahinya karena pertimbangan agamanya. Sungguh, seorang budak wanita berhidung pesek dan berkulit hitam, tetapi ia patuh beragama, lebih utama dibanding mereka semua.'” (Hr. Ibnu Majah; oleh al-Albani dinyatakan sebagai hadits yang lemah)
Akan tetapi, sekarang, setelah Anda menikah, terwujudkah seluruh impian dan gambaran yang dahulu terlukis dalam lamunan Anda?
Bila benar-benar seluruh impian Anda terwujud pada pasangan hidup Anda, maka saya turut mengucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat. Bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati atau kecewa.
Saudaraku, besarkan hati Anda, karena nasib serupa tidak hanya menimpa Anda seorang, tetapi juga menimpa kebanyakan umat manusia.
عَنْ أَبِى مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَمُلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلاَّ آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَإِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ
Abu Musa radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Banyak lelaki yang berhasil menggapai kesempurnaan, sedangkan tidaklah ada dari wanita yang berhasil menggapainya kecuali Asiyah istri Fir’aun dan Maryam binti Imran. Sesungguhnya, kelebihan Aisyah dibanding wanita lainnya bagaikan kelebihan bubur daging [1] dibanding makanan lainnya.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Saudaraku, berbahagia dan berbanggalah dengan pasangan hidup Anda, karena pasangan hidup Anda adalah wanita terbaik untuk Anda!
Anda tidak percaya? Silakan Anda membuktikannya. Bacalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini, lalu terapkanlah pada istri Anda.
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Tidak pantas bagi lelaki yang beriman untuk meremehkan wanita yang beriman. Bila ia tidak menyukai satu perangai darinya, pasti ia puas dengan perangainya yang lain.” (Hr. Muslim)
Saudaraku, Anda kecewa karena istri Anda kurang pandai memasak? Tidak perlu khawatir, karena ternyata istri Anda adalah penyayang.
Anda kurang puas dengan istri Anda yang kurang pandai mengurus rumah dan kurang sabar? Tidak usah berkecil hati, karena ia begitu cantik rupawan.
Anda berkecil hati karena istri Anda kurang cantik? Segera besarkan hati Anda, karena ternyata istri Anda subur sehingga Anda mendapatkan karunia keturunan yang shalih dan shalihah. Coba Anda bayangkan, betapa besar penderitaan Anda bila Anda menikahi wanita cantik akan tetapi mandul.
Demikianlah seterusnya.
Tidak etis dan tidak manusiawi bila Anda hanya pandai mengorek kekurangan istri, namun Anda tidak mahir dalam menemukan kelebihan-kelebihannya. Buktikan Saudaraku, bahwa Anda benar-benar seorang suami yang berjiwa besar, sehingga Anda peka dan lihai dalam membaca kelebihan pasangan Anda.
Dahulu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu peka dan mahir dalam membaca segala hal, termasuk suasana hati istrinya. Aisyah mengisahkan,
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: إِنِّي لَأَعْلَمُ إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً، وَإِذَا كُنْتِ عَلَيَّ غَضْبَى . قَالَتْ: فَقُلْتُ مِنْ أَيْنَ تَعْرِفُ ذَلِكَ، فَقَالَ: أَمَّا إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً فَإِنَّكِ تَقُولِيْنَ لاَ وَرَبِّ مُحَمَّدٍ، وَإِذَا كُنْتِ غَضْبَى قُلْتِ لاَ وَرَبِّ إِبْرَاهِيمَ. قَالَتْ: قُلْتُ أَجَلْ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا أَهْجُرُ إِلاَّ اسْمَكَ
“Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, ‘Sungguh, aku mengetahui bila engkau ridha kepadaku, demikian pula bila engkau sedang marah kepadaku.’ Spontan, Aisyah bertanya, ‘Darimana engkau dapat mengetahui hal itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Bila engkau sedang ridha kepadaku, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad. Adapun bila engkau sedang dirundung amarah, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim.’’ Mendengar penjelasan ini, Aisyah menimpalinya dan berkata, ‘Benar, sungguh demi Allah, wahai Rasulullah, ketika aku marah, tiada yang aku tinggalkan, kecuali namamu saja.’” (Muttafaqun ‘alaihi)
Demikianlah teladan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau begitu peka dengan suasana hati istrinya, sehingga beliau bisa membaca isi hati istrinya dari ucapan sumpahnya. Walaupun Aisyah berusaha untuk menyembunyikan isi hatinya, tetap bermanis muka, senantiasa berada di sanding Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berbicara seperti biasa, namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat menebak suasana hatinya dari perubahan cara bersumpahnya. Luar biasa, perhatian, kejelian, dan kepekaan yang tidak ada bandingnya.
Tidak mengherankan, bila beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Orang terbaik di antara kalian ialah orang yang terbaik dalam memperlakukan istrinya, dan aku adalah orang terbaik di antara kalian dalam memperlakukan istriku.” (Hr. At-Tirmidzi)
Bagaimana dengan Anda, Saudaraku? Dengan apa Anda dapat mengenali dan meraba suasana hati pasangan Anda?
Saudaraku, tidak ada salahnya bila sejenak Anda kembali memutar lamunan dan gambaran tentang istri ideal dan idaman yang pernah singgah dalam benak Anda. Selanjutnya, bandingkan gambaran istri idaman Anda dengan gambaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamtentang kaum wanita berikut ini,
الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ
“Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah, dan bila engkau bersenang-senang dengannya, niscaya engkau dapat bersenang-senang dengannya, sedangkan ia adalah bengkok.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Pada riwayat lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَسْتَقِيمُ لَكَ الْمَرْأَةُ عَلَى خَلِيقَةٍ وَاحِدَةٍ وَإِنَّمَا هِيَ كَالضِّلَعُ إِنْ تُقِمْهَا تَكْسِرْهَا وَإِنْ تَتْرُكْهَا تَسْتَمْتِعْ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ
“Tidak mungkin istrimu kuasa bertahan dalam satu keadaan. Sesungguhnya, wanita itu bak tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah. Adapun bila engkau biarkan begitu saja, maka engkau dapat bersenang-senang dengannya, (tetapi hendaklah engkau ingat) ia adalah bengkok.” (Hr. Ahmad)
Nah, sekarang, silakan Anda mengorek memori Anda tentang wanita pendamping hidup Anda. Temukan berbagai kelebihan padanya, dan selanjutnya tersenyumlah, karena ternyata istri Anda memiliki banyak kelebihan.
Lalu, bila pada suatu hari Anda merasa tergoda oleh kecantikan wanita lain, maka ketahuilah bahwa sesuatu yang dimiliki oleh wanita itu ternyata juga telah dimiliki oleh istri Anda. Maka, bergegaslah untuk membuktikan hal ini pada istri Anda. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَأَعْجَبَتْهُ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ مَعَهَا مِثْلَ الَّذِي مَعَهَا
“Bila engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu! Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal yang dimiliki oleh wanita yang engkau lihat itu.” (Hr. At-Tirmidzi)
Demikianlah caranya agar Anda dapat senantiasa puas dan bangga dengan pasangan hidup Anda. Anda selalu dapat merasa bahwa ladang Anda tampak hijau, sehijau ladang tetangga, dan bahkan lebih hijau.
Selamat berbahagia dengan pasangan hidup yang telah Allah karuniakan kepada Anda. Semoga Allah memberkahi bahtera rumah tangga Anda.
Sebaliknya, sebagai calon istri, Anda juga berhak untuk mendambakan pasangan hidup yang tampan, gagah, kaya raya, pandai, berkedudukan tinggi, penuh perhatian, setia, penyantun, dermawan, dan lain sebagainya.
Betapa indahnya gambaran rumah tangga Anda, dan betapa istimewanya pasangan hidup Anda, andai gambaran Anda ini dapat terwujud. Bukankah demikian, Saudariku?
Saudariku, setelah Anda menikah, benarkah seluruh kriteria suami ideal yang pernah menghiasi lamunan Anda ini terwujud pada pasangan hidup Anda?
Bila benar terwujud, maka saya ucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat, dan bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati.
Besarkan hatimu, wahai Saudariku! Percayalah, bahwa pada pasangan hidup Anda ternyata terdapat banyak kelebihan.
Bila selama ini, Saudari ciut hati karena suami Anda miskin harta, maka tidak perlu khawatir, karena ia penuh dengan perhatian dan tanggung jawab.
Bila selama ini, Saudari kecewa karena suami Anda ternyata kurang tampan, maka percayalah bahwa ia setia dan bertanggung jawab.
Andai selama ini, Saudari kurang puas karena suami Anda kurang perhatian dengan urusan dalam rumah, tetapi ia begitu membanggakan dalam urusan luar rumah.
Juga, andai selama ini, sikap suami Anda terhadap Anda kurang simpatik, maka tidak perlu hanyut dalam duka dan kekecawaan, karena ia masih punya jasa baik yang tidak ternilai dengan harta. Ternyata, selama ini, suami Anda telah menjaga kehormatan Anda, menjadi penyebab Anda merasakan kebahagiaan menimang putra-putri Anda.
Saudariku, Anda tidak perlu hanyut dalam kekecewaan karena suatu hal yang ada pada diri suami Anda. Betapa banyak kelebihan-kelebihan yang ada padanya. Berbahagia dan nikmatilah kedamaian hidup rumah tangga bersamanya.
Berlarut-larut dalam kekecewaan terhadap suatu perangai suami Anda dapat menghancurkan segala keindahan dalam rumah tangga Anda. Bukan hanya hancur di dunia, bahkan berkelanjutan hingga di akhirat kelak.
Saudariku, simaklah peringatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini. Agar anda dapat menjadikan bahtera rumah tangga Anda seindah dambaan Anda.
أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ، قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“Aku diberi kesempatan untuk menengok ke dalam neraka, dan ternyata kebanyakan penghuninya ialah para wanita, akibat ulah mereka yang selalu kufur/ingkar.” Spontan, para shahabat bertanya, “Apakah yang engkau maksud adalah mereka kufur/ingkar kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka terbiasa ingkar terhadap perilaku baik, dan ingkar terhadap jasa baik. Andai engkau berbuat baik kepada mereka seumur hidupmu, lalu ia mendapatkan suatu hal padamu, niscaya mereka begitu mudah berkata, ‘Aku tidak pernah mendapatkan kebaikan sedikit pun darimu.’” (Muttafaqun ‘alaihi)
Anda mendambakan kebahagian dalam rumah tangga?
Temukanlah bahwa kebahagian hidup dan berumah tangga terletak pada genggaman tangan suami Anda. Pandai-pandailah membawa diri, sehingga suami Anda rela membentangkan kedua telapak tangannya, dan memberikan kebahagian berumah tangga kepada Anda.
Percayalah Saudariku, suami Anda adalah pasangan terbaik untuk Anda.
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا اُدْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Bila seorang istri telah mendirikan shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadan, menjaga kesucian dirinya, dan taat kepada suaminya, niscaya kelak akan dikatakan kepadanya, ‘Silakan engkau masuk ke surga dari pintu mana pun yang engkau suka.’” (Hr. Ahmad dan lainnya)
Tidakkah Anda mendambakan termasuk orang-orang mukminah yang mendapatkan kebebasan masuk surga dari pintu yang mana pun?
Kunci Keberhasilan Rumah Tangga
Saudaraku, mungkin selama ini Anda bersama pasangan hidup Anda, terus berusaha mencari pola rumah tangga yang dapat mendatangkan kebahagiaan untuk Anda berdua.
Anda berhasil menemukannya?
Bila Anda berhasil, maka saya ucapkan selamat berbahagia. Adapun bila belum, maka segera temukan kunci keberhasilan rumah tangga Anda pada firman Allah berikut,
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.” (Qs. al-Baqarah: 228)
Hak pasangan Anda setimpal dengan kewajiban yang ia tunaikan kepada Anda. Semakin banyak Anda menuntut hak Anda, maka semakin banyak pula kewajiban yang harus Anda tunaikan untuknya.
Shahabat Abdullah bin ‘Abbas memberikan contoh nyata dari aplikasi ayat ini dalam rumah tangganya. Pada suatu hari, beliau berkata, “Sesungguhnya, aku senang untuk berdandan demi istriku, sebagaimana aku pun senang bila istriku berdandan demiku, karena Allah Ta’ala telah berfirman,
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.’
Aku pun tidak ingin menuntut seluruh hakku atas istriku, karena Allah juga telah berfirman,
وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ
‘Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.’” (Hr. Ibnu Abi Syaibah dan ath-Thabari)
Bagaimana dengan dirimu, wahai saudara dan saudariku? Kapankah Anda berdandan? Ketika sedang berada di rumah atau ketika hendak keluar rumah? Selama ini, sejatinya, untuk siapa Anda berdandan? Benarkah Anda berdandan untuk pasangan Anda, ataukah Anda berdandan dan tampil menawan untuk orang lain?
Saudaraku, bahu-membahu, saling melengkapi kekurangan, dan saling pengertian adalah salah satu prinsip dasar dalam membangun rumah tangga. Tidak layak bagi Anda untuk berperan sebagai penonton setia ketika pasangan Anda sedang mengerjakan pekerjaannya. Usahakan sebisa Anda untuk turut menyelesaikan pekerjaannya. Demikianlah, dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan dalam rumah tangga beliau.
Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan,
كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا سَمِعَ الأَذَانَ خَرَجَ
“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan sebagian pekerjaan istrinya, dan bila beliau mendengar suara azan dikumandangkan, maka beliau bergegas menuju ke mesjid.” (Hr. Bukhari)
Constance Gager, ketua studi sekaligus asisten profesor di Montclair State University, Montclair, New Jersey, mengadakan penelitian tentang hubungan perilaku suami-istri dengan keromantisan dalam bercinta. Ia mengelompokkan para suami yang menjadi objek penelitiannya ke dalam dua kelompok.
Kelompok pertama adalah suami-suami yang tidak peduli dan jarang membantu pekerjaan istri. Kelompok kedua adalah suami-suami yang sering turut serta dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga istri.
Hasilnya luar biasa! Suami di kelompok kedua, yaitu yang sering membantu pekerjaan istrinya, terbukti lebih romantis dan lebih sering memadu cinta dengan pasangannya. Hubungan yang harmonis dan indah, begitu kental dalam rumah tangga mereka.
Sejatinya, penemuan ini bukanlah hal baru, karena secara logika, suami yang dengan rendah hati membantu pekerjaan istrinya pastilah lebih dicintai oleh istrinya. Tentunya, ini memiliki hubungan erat dengan keromantisan suami-istri dalam bercinta.
Sebaliknya, istri yang peduli dengan pekerjaan suami, pun akan mengalami hal yang sama.
Nah, bagaimana dengan diri Anda, wahai Saudaraku?
Selamat membuktikan resep manjur ini! Semoga berbahagia, dan hubungan Anda berdua semakin romantis dan harmonis.
Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi Anda. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan. Wallahu a’lam bish-shawab.
Penulis: Ustadz Arifin Badri, Lc., M.A.
===
catatan kaki:
[1] Para ulama pensyarah hadits menjelaskan bahwa bubur daging adalah makanan paling istimewa di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlebih-lebih bubur daging mudah pembuatannya dan selanjutnya mudah pula menelannya.

Balasan bagi Para Pengadu Domba dan PEMFITNAH

– Namimah atau mengadu domba adalah perbuatan yang paling buruk di antara perbuatan-perbuatan buruk, namun paling banyak terjadi di antara sesama manusia hingga tidak ada orang bisa terhindar dari perbuatan itu kecuali sedikit sekali.
Kaum muslimin telah bersepakat menyatakan bahwa mengadu domba itu adalah perbuatan yang diharamkan, karena banyak dalil-dalil dari Al-Qur’an dan An-Sunnah yang secara tegas menyatakan bahwa perbuatan itu adalah haram.
Namimah diharamkan karena dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kaum Muslimin.
Faktor yang Mendorong Seseorang Berbuat Namimah
Sesungguhnya ada beberapa factor yang mendorong seseorang mengadu domba antar sesamanya, antara lain:
  1. Melampiaskan apa yang ada di dalam hati yang berupa iri dan dengki, yaitu dengan mengadu domba di tengah-tengah kaum Muslimin dan berusaha untuk merendahkan orang yang dibenci itu di hadapan orang lain.
  2. Mencari simpati dari rekan-rekan sepergaulan dan berusaha untuk mengadakan pendekatan kepada mereka sehingga menjadi pusat perhatian (cari perhatian).
  3. Adanya keinginan untuk menimbulkan keburukan terhadap orang lain, atau karena adanya keinginan untuk mendatangkan marabahaya terhadap orang yang dibencinya dengan berbagai macam cara.
  4. Seolah menampakkan kecintaan dan berusaha mengadakan pendekatan kepada orang yang diajak bicara dengan berusaha seakan-akan ia adalah salah satu di antara orang-orang yang mencintainya sehingga tidak ridha dengan perkataan orang lain tentangnya, untuk itu disampaikan kepadanya semua ucapan tentangnya, bahkan mungkin dengan menambah-nambahinya agar ia lebih dicintai oleh orang yang diajak bicaranya itu.
Bagaimana Menyikapi Pelaku Namimah?
Setiap orang yang menerima berita tentang dirinya bahwa “Fulan berkata tentangmu begini dan begitu“, atau “Fulan telah memperlakukan terhadap hakmu dengan begini dan begitu”, atau “Fulan telah merencanakan sesuatu untuk merusak urusanmu atau untuk menjelekkanmu”, atau ungkapan-ungkapan serupa lainnya, maka untuk mengatasi hal semacam itu hendaklah ia melakukan enam hal berikut:
  • Tidak percaya kepadanya, karena orang yang suka mengadu domba adalah seorang yang fasik dan kesaksiannya tidak dapat diterima, Allah Subhaanahu Wata’aala berfirman:
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَة
    “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya.” (Al-Hujurat: 6).
  • Melarangnya melakukan hal itu, menasihatinya dan mengatakan kepadanya bahwa perbuatannya itu adalah perbuatan buruk. Allah berfirman:
    وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَر
    “Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar.” (Luqman: 17).
  • Hendaklah ia marah kepada orang tersebut karena Allah, sebab orang yang berbuat demikian adalah orang yang dimurkai di sisi Allah, maka wajib marah kepada siapa yang dimurkai Allah.
  • Jangan berburuk sangka kepada sesama Muslim yang tidak ada di hadapan anda, berdasarkan firman Allah:
    اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْم
    “Jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.” (Al-Hujurat: 12).
  • Jangan sampai khabar yang anda terima itu mendorong anda untuk mencari-cari dan memastikan kesalahan orang lain, hal ini berdasarkan firman Allah:
    وَلا تَجَسَّسُوا
    “Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” (Al-Hujurat: 12).
  • Janganlah anda merasa puas diri karena anda berhasil mencegah seseorang untuk mengadu domba, dan jangan sekali-kali anda menceritakan itu kepada orang lain dengan mengatakan, bahwa “Fulan berkata kepadaku begini dan begitu.”
Ancaman bagi Pelaku Namimah
Menghasut dan mengadu domba adalah perkara yang sangat dibenci Allah dan RasulNya, sampai-sampai Allah Ta’ala menyinggung perbuatan tersebut dalam surat Al-Qalam ayat 11:
هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيم
“Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.” (QS. Al-Qalam: 11).
Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala juga mengutuk orang yang suka menggunjing saudaranya sesama Muslim.
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.” (Al-Humazah: 1).
Tak hanya itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan, bahwa orang yang suka menebar desas-desus demi memecah belah dan mengadu domba kaum Muslimin adalah seburuk-buruk manusia.
أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِخِيَارِكُمْ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِينَ إِذَا رُؤُوا ذُكِرَ اللَّهُ تَعَالَى ثُمَّ قَالَ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِشِرَارِكُمُ الْمَشَّاءُونَ بِالنَّمِيمَةِ الْمُفْسِدُونَ بَيْنَ الأَحِبَّةِ الْبَاغُونَ للْبُرَآءِ الْعَنَتَ
Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Maukah kalian aku beritahu siapa orang-orang terbaik diantara kalian?” Para Sahabat menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Yaitu orang-orang yang jika mereka terlihat maka nama Allah pasti disebut-sebut.” Beliau melanjutkan, “Maukah kalian aku beritahu siapa orang-orang terburuk diantara kalian? Yaitu orang-orang yang suka kesana-kemari menebarkan desas-desus, merusak (hubungan) diantara orang-orang yang saling mencintai, dan berusaha menimbulkan kerusakan serta dosa di tengah-tengah orang yang bersih.” (Hadits hasan, riwayat Ahmad).
Dalam hadits lainnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa orang yang suka mengadu domba tidak akan masuk Surga, jika ia tidak masuk Surga maka tidak ada tempat baginya di akhirat kecuali di Neraka.
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ.
“Tidak masuk Surga orang yang suka mengadu domba.” (Muttafaq ‘alaihi).
Bahkan, ketika di liang kubur, orang yang suka menghasut dan adu domba akan mendapatkan siksa kubur.
إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِيْ كَبِيْرٍ، بَلَى إِنَّهُ كَبِيْرٌ، أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَمْشِيْ بِالنَّمِيْمَةِ وَأَمَّا اْلآخَرُ فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ
“Sesungguhnya kedua penghuni kubur itu sedang disiksa, keduanya tidak disiksa karena dosa besar, namun sesungguhnya itu adalah dosa besar, salah satu di antara keduanya disiksa karena ia berjalan kesana dan kemari untuk menebar fitnah, sedangkan yang kedua disiksa karena tidak sempurna bersuci saat buang air kecil”. (HR. Bukhari-Muslim).
Oleh sebab itu, maka wajib bagi orang yang pernah melakukan namimah; menghasut dan mengadu domba untuk bertaubat kepada Allah sebelum ajal menjemput.
Kemudian, lakukanlah langkah-langkah positif yang diridhoi Allah, dengan meminta maaf dan memperbaiki kembali hubungan persaudaraan antar sesama Muslim.
عن أبي الدرداء رضي الله عنه قال : قال رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( ألا أخبركم بأفضل من درجة الصيام والصلاة والصدقة ؟ )) قالوا بلى ، قال : (( إصلاح ذات البين ، وفساد ذات البين الحالقة )) . أخرجه أبو الداود والترمذي
Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ” Maukah aku beritahukan kalian suatu amalan yang lebih baik dari pada derajat puasa, shalat dan sedekah ? mereka berkata : tentu . beliau bersabda: “Meperbaiki hubungan orang yang berselisih dan menjauhi merusak hubungan antar sesama muslim.“ (Shahih Sunan Abu Dawud no: 4111 dan Tirmizi no hadist : 2509). Wallahu a’lam bishshawab. [AW/dbs]

Pengikut