Walau kami orang Pinggiran Tapi Pengetahuan Kami Mendunia

Jumat, 23 Januari 2009

Kadang kita melupakan kondisi hati…

Adalah hamba yang baik, ketika sadar akan perannya. Adalah wanita yang baik ketika dia sadar akan perannya. Untuk beribadah kepadaNya, berdakwah dan menyiapkan generasi mendatang yang sholeh. Sungguh sangat beruntung yang akhirnya dia akan melakukan langkah-langkah menuju ke situ, karena ternyata sadar saja tidak cukup.
Pernah kita dengar atau bahkan diri kita sendiri bertanya-tanya, “ kenapa aku merasa iman ini sangat lemah, malas dan sering meremehkan dalam beberapa ibadah. Apa tho sebenarnya penyebabnya?” atau kita denger ungkapan keheranan orang yang berada di sekitar kita, “ dia khan akhwat, dia khan murabbi, tapi kok tingkah laku dan perilakunya yang nampak berbeda secara signifikan, berbeda secara hakiki dengan keyakinan dan keistiqomahan mereka dalam beragama?
Ketika kita mulai berkomitmen dengan agama Allah baik dalam perilaku dan kata-kata, ternyata kadang kita lupa memperhatikan hati dan tidak mau mengobati penyakit dan bencana yang bersarang di dalamnya. Inilah yang mungkin menyebabkan orang keheranan karena tindakan yang tak sesuai dengan kata-kata yang disebabkan kejelekan yang nampak darinya. Lalainya para dai untuk memperbaiki jiwa. Sehingga sekali waktu, tampak pada mereka beberapa sikap yang berbeda dengan dakwah yang ia sampaikan kepada manusia. Inilah sebab manusia tidak menerima mereka.
Korelasinya tinggi memang antara dorongan hati, tingkah laku dengan hakikat keislaman. Salah satu tidak berjalan maka tidak akan bisa mengekspresikan hakikat keislaman. Harus ada keselarasan. Kalau bukan karena mendesaknya keselaran tersebut, tentu jihad dan pengorbanan tak akan berarti dalam Islam.
Taubatannasuha, sungguh-sungguh bertaubat kepadaNya. Karena kita sendiri sadar bahwa butuh perjuangan untuk melepaskan dan menghindari maksiat. Maka sesungguhnya meminta ampunan, koreksi akan berperan. Tidak ada dosa kecil ketika dilakukan terus menerus dan tidak ada dosa besar jika diiringi dengan istighfar. Kalau kita merasa diawasi terus oleh Allah dan kita selalu muhasabah, mengintrospeksi diri maka ini tidak akan terjadi. Juga pernyataan perang kita melawan nafsu, mengharamkan hal-hal yang bisa menjerumuskan dalam perkara haram dan membuat lalai kepadaNya.
Beruntunglah orang-orang yang senantiasa mensucikan jiwa dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. Ketika kita beribadah sebaik mungkin, ketika kita menjaga seluruh anggota badan, ketika zuhud dengan agama, ketika ingat akan kematian dan memikirkan akhirat, semangat belajar agama, banyak membaca Al-Qur’an, dzikir, amalan-amalan sunah dan tak ada waktu yang sia-sia. Subhanallah kalau kita melakukan itu.
Kita tidak ingin khan dikatakan perilaku tak sesuai dengan kata-kata?… Sebab hati akan terus terbentuk dengan terus berjalannya managemen hati itu sendiri. Perasaan akan pengawasan Allah hingga mampu mendorong untuk meluruskan perbuatannya dan memperbaiki niatnya.
So, sambil berdakwah kita menambah ilmu juga. Sungguh amat baik jika pengamalan setingkat dengan pemahaman. Ketika kita paham tentang apa yang kita dakwahkan maka akan nampak pada agama, akhlak dan perilaku. Semoga…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut