Walau kami orang Pinggiran Tapi Pengetahuan Kami Mendunia

Sabtu, 18 Oktober 2008

AWAS KOMUNIS/ PKI MAU BANGKIT LAGI

AWAS KOMUNIS/ PKI MAU BANGKIT LAGI


Berikut dibawah ini adalah tulisan yang saya kutip dari K.H. M. Yusuf Hasyim (Republika 29 April 2000) mengenai ciri-ciri PKI/ Komunisme. Maka berhati-hatilah dengan mulai banyaknya gejala-gejala bangkitnya kembali PKI/ Komunisme diIndonesia, termasuk orang-orang Indonesia yang mulai mendukung-dukung usulan dicabutnya Tap MPRS 26/ 1966 dengan mengatasnamakan HAM dan demokrasi. Orang-orang ini lupa atau tidak mau mempelajari sejarah. Inilah kelemahan dan kegoblokan bangsa kita yang selalu tidak mau melihat sejarah dan mau melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. Tidaklah aneh kalau kita selalu dan akan selalu menjadi bangsa pecundang di dunia. Berhati-hatilah terhadap komunis yang selalu merupakan musang berbulu ayam atau serigala berbulu domba.

Selamat membaca dan menyimak. Gunakanlah otak dan hati kalian dalam
mencerna isi tulisan ini. Janganlah menggunakan dengkul belaka. Semoga.

Jari Maut :

Kenapa Kita Menentang Komunisme? Rencana pencabutan Tap MPRS Nomor XXV tahun 1966 yang diusulkan Presiden Abdurrahman Wahid. Saya melihat bukan sikap dari pemerintah. Ini, lantaran di antara para menteri sendiri ada yang berpendapat bahwa usulan tersebut harus dibicarakan terlebih dahulu. Saya kira itu hanya usulan pribadi Gus Dur. Dan, ini tentunya harus diketahui oleh semua pihak. Perihal ajaran komunisme di Indonesia yang pernah terwadahi dalam PKI (Partai Komunis Indonesia). Saya perlu menjelaskan melalui pendekatan historis. Begini, PKI itu telah dua kali melakukan pengkhianatan terhadap bangsa kita. Pertama, tahun 1948 di Madiun, yang di antaranya korbannya adalah warga muslim, termasuk para kiai yang memiliki pondok pesantren. Sebelum lebih jauh mengungkap tentang bagaimana dan apa PKI itu, di sini saya ingin terlebih dahulu menjelaskan ciri-ciri PKI. Ada sembilan ciri yang dipunyai PKI dalam melaksanakan gerakannnya.

Pertama, PKI jelas-jelas tidak mengakui adanya Tuhan (atheis). Mereka (PKI) berpendapat bahwa sesunguhnya Tuhan itu tidak ada. Tuhan itu menurut paham komunis adalah rekayasa atau hasil imajinasi seseorang bahwa Tuhan itu ada. Karena itu partai komunis tidak percaya adanya Tuhan. Dan itu bukan agama Islam saja yang menentangnya, tetapi semua agama hingga kini juga menentangnya. Kalau ada orang mengatakan bahwa saya sebagai seorang beragama dan sebagai seorang komunis, itu ada dua kemungkinan. Dia tidak tahu tentang ajaran agamanya atau dia tidak tahu tentang ajaran Marxisme, Leninisme, dan Komunisme. Artinya, dia itu tertipu atau dia menjadi penipu.

Ciri kedua, PKI selalu menilai manusia sebagai satu alat produksi. Ya, mereka menilai manusia seperti mesin. Kalau sudah tua dan tidak produktif, maka penilaiannya diibaratkan seperti besi tua. Tidak pernah mendapat penghargaan atau dihitung sebagai manusia.

Ketiga, PKI sama sekali tidak mengakui hak-hak individu. Bagi PKI hak
individu tidak ada.

Keempat, manusia tidak boleh memiliki alat-alat produksinya.

Dan, kelima, tidak boleh memiliki hak-hak perorangan seperti memiliki tanah, rumah, punya mobil, dan sebagainya.

Keenam perjuangan kelas. Paham komunis tidak boleh ada perbedaan kelas semuanya kelas proletarian. Atau yang dikenal dengan diktator proletarian.

Ciri ketujuh, PKI menjadikan revolusi sebagai satu program yang permanen. Jadi revolusi harus dilakukan secara terus-menerus.

Kedelapan, tidak mengenal halal dan haram. Artinya, semua cara dibolehkan dan dihalalkan. Karena mereka tidak tahu halal dan haram. Semua diperbolehkan untuk memperoleh kekuasaan.

Ciri kesembilan, kalau sudah berkuasa tidak boleh tidak akan dibiarkan pembagian rezim. Seperti dulu ketika komunis berkuasa di Soviet, Korea Utara, dan RRC. Dia terus-menerus ingin berkuasa. Itu sebagai ciri pemerintahan komunis. Sekarang bagaimana partai komunis mencapai pada kekuasaan? Caranya dilakukan secara bertahap-tahap dan tingkat tertentu.

Pertama, mencari bibit-bibit unggul untuk dijadikan kader-kader PKI. Ambil contoh seperti yang diakui oleh Pramoedya Ananta Tour, bahwa Budiman Sujatmiko, tokoh Partai Rakyat Demokratik (PRD) itu mempunyai gaya kepemimpinnya jauh lebih bagus ketimbang Bung Karno pada usia dan waktu yang sama.

Kedua, PKI mengadakan pendidikan politik pada kader-kader mereka.

Ketiga, mengadakan sel-sel (jaringan) di semua organisasi dan seluruh kekuatan masyarakat. Yang dikenal menyusun sel-sel di organisasi sosial, seperti organisasi politik, organisasi birokrasi, dan militer. Dan, PKI akan berupaya masuk di sana. Bahkan mereka mampu masuk organisasi keagamaan. Di Amerika dikenal dengan Theologi Kebebasan, gereja digunakan untuk menghadapi kekuasaan, bahkan juga untuk menghadapi pendeta serta pemuka-pemuka agama Kristen sendiri.

Kemudian PKI selalu memanfaatkan konflik. Kalau ada konflik selalu dipertajam. Bila tak ada konflik, mereka ciptakan konflik-konfliksendiri. Mengadu kekuatan dengan kekuatan lain, sehingga terjadi konflik.Pokoknya harus menciptakan konflik. Dari sana memang PKI berusaha tumbuh dan berkembang dalam keadaan konflik.

Kelima, melatih kader-kader mereka dalam suasana konflik, yang dulu pernah kita kenal dengan aksi-aksi sepihak. Dengan alasan, seperti pada tahun 1965, asasnya melaksanakan Undang-Undang Pokok Agraria dan Undang-Undang bagi hasil. Dengan dalih itu, tanah-tanah wakaf di beberapa tempat, di Jember dan Tanggul (Jatim), dan tempat-tempat lainnya, yang abstending atau yang lebih dari maksimal lima hektar dirampas oleh PKI. Dan, sejarah mencacat bahwa sejumlah kiai diangkut dari rumahnya untuk dibawa pada suatu tempat dan dipaksa untuk teken (tanda tangan), penyerahan tanah-tanah dan sawahnya itu. Cara seperti itu terjadi di mana-mana terutama di Jember, Tanggul, Banyuwangi, dan daerah-daerah selatan seperti di Blitar dan seterusnya.


Gerakan komunisme itu mempunyai tujuan ganda.

Pertama, melatih kader-kader mereka agar militan, berani, dan terorganisir, gerakan komandonya bisa terkendali.

Kedua, menciptakan kepanikan terhadap lawan-lawan politiknya. Ini agar lawan-lawan mereka bisa menyerah. Selanjutnya, menciptakan suasana chaos, pemerintahan vakum di masyarakat, maka hukum tidak ada lagi.
Kalau ini sudah terjadi, maka PKI akan menciptakan apa yang disebut seperti tahun 1965-an dulu dengan slogan-slogan yang sekarang ini disebut isu-isu. Seperti dulu, misalnya, waktu mengambil tanah-tanahnya orang Islam dan tanah wakaf, slogan-slogan PKI adalah Undang-Undang bagi hasil dan Undang-Undang Agraria. Slogan PKI saat itu adalah Serobot dulu, kuasai dulu tanah itu, urusan di belakang;.

Di saat-saat itu, kekuatan-kekuatan Islam sudah dilumpuhkan oleh Bung Karno. Masyumi dibubarkan, GPI dibubarkan, HMI digoyang terus. PII juga sama. Praktis pada saat itu yang bisa legal dan bisa bergerak hanya tinggal NU dan Ansor. Saya masih ingat pada akhir tahun 1964, sejumlah anggota Ansor di Muncar, Banyuwangi yang tengah menumpang truk, ada tujuh atau delapan truk dicegat lalu dibantai oleh orang-orang PKI. Untungnya, di antara anggota Ansor saat itu ada yang selamat. Itu faktanya.

Di Jombang juga ada yang dibunuh. Waktu di Tanggul Jember, kekuasaan dan pemerintahan sudah tak berdaya. Polisi dan ABRI tidak bisa berbuat apa-apa. Semua sudah dikuasai PKI. Pada saat itu Edi Sudradjat (mantan KSAD) sebagai komandan Kompi, beliau menyatakan tidak ada tempat. Sedang bawahannya ketika ditanya, Wah ini soal politik pusat. Kami tak bisa melindungi tanah-tanah yang diserobot dengan aksi sepihak anggota PKI. Setelah itu kemudian peristiwa di Kanigoro-Kediri. Kejadian di Kanigoro ini, terjadi pada 13 Januari 1965, Bulan Ramadhan tanggal 9, kegiatan PII diserang.

Setelah itu setiap ada kegiatan PII disapu. Setelah itu, maka kita mengadakan satu sikap yang keras menantang komunis. Itu sebabnya pada tahun 1965, setelah terjadi aksi-aksi PKI itu, pertama-tama organisasi partai politik dan organisasi-organisasinya seperti Ansor, Sarbumusi dan bersama umat Islam lainnya menuntut agar PKI harus dibubarkan. Kemudian sejak itu ada proses panjang, orang-orang NU yang duduk MPR/DPR RI berusaha keras sesuai dengan sikap PBNU agar membubarkan PKI. Semua pengurus PBNU mengusulkan agar dengan tegas membubarkan PKI dengan membuat Ketetapan MPRS. Jadi hasil Tap MPRS Tahun 1966 adalah perjuangan NU, partai-partai Islam, dan organisasi Islam.
Jadi kalau sekarang misalnya NU mau mencabut Tap itu, maka PBNU harus melakukan sidang pleno terlebih dahulu dan disetujui muktamar NU. Sebab penetapan itu juga merupakan ketetapan muktamar. Sebenarnya hak pencabutan itu ada di tangan MPR. Namun bila MPR benar-benar mencabut ketetapan tersebut, maka akan terjadi bencana bangsa ini.

Sebagai ilustrasi, Saya ingin berkisah tentang seorang penebang kayu. Kisahnya begini, suatu hari penebang kayu menemukan seekor anak Srigala yang tengah mengerang karena tubuhnya terjepit ranting pohon. Di tengah rimba tersebut, sang penebang kayu merasa iba melihat penderitaaan srigala kecil itu. Diambillah srigala itu dan dibawa pulang. Pikir sang penebang kayu, anak srigala itu akan disusukan ke induk kambing yang kebetulan punya dua anak.

Setelah srigala dan dua ekor kambing kecil itu tumbuh besar, maka apa yang terjadi?
Penebang kayu itu, suatu hari kambingnya hilang seekor. Pada hari lainnya, satu ekor lagi hilang. Penebang kayu pun bertanya-tanya, siapa yang memakan kambing peliharaannya itu. Belum sempat mendapat jawaban, induk kambing yang tinggal satu-satunya juga hilang. Penebang kayu pun terkejut ketika melihat induk kambing itu mati dengan badan terkoyak penuh darah.

Ternyata si pemangsa ketiga kambing itu tak lain adalah srigala yang pernah ditolong itu. Sang penebang kayu lalu bertanya kepada srigala, siapa yang menyuruh kamu memangsa saudaramu sendiri? Srigala tak menjawab. Barangkali kisah itu bisa kita petik hikmahnya.

Date: Mon, 1 May 2000 10:24:27 GMT
Subject: AWAS KOMUNIS/PKI MAU BANGKIT LAGI
(Artikel ini disarikan dari hasil wawancara dengan KH Yusuf Hasyim di kediamannya di Ponpes Tebu Ireng, Jombang, Jatim).
(Republika 29 April 2000)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut